Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) meroket 9,37% ke posisi Rp1.400/saham, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menguat 5,58% ke posisi Rp6.625/saham, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melesat naik 4,84% ke posisi Rp7.575/saham.
Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru melemah dan menetap di zona merah, dengan pelemahan 2,99 poin atau 0,33% ke posisi 917,41.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) melemah 40 poin ke posisi Rp595/saham, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 8 poin ke posisi Rp204/saham. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terdepresiasi 40 poin ke posisi Rp1.120/saham, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) drop 60 poin ke posisi Rp2.360/saham.
Senada, tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT United Tractors Tbk (UNTR) drop 575 poin ke posisi Rp22.875/saham, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 110 poin ke posisi Rp4.590/saham. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 2 poin ke posisi Rp84/saham.
Adapun pasar saham Asia kompak bergerak bervariasi pada perdagangan sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong drop 2,12%, indeks Kospi turun 0,74%, indeks Strait Times Singapore melemah 0,27%, indeks Nikkei 225 naik 0,45% dan indeks Shanghai Composite menguat 0,11%. Sementara itu, Dow Jones Index Future menghijau 0,22%.
Sentimen pasar diwarnai sejumlah data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat. Adapun jumlah pengajuan tunjangan pengangguran AS terus meningkat hingga mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis, pengajuan pengangguran berulang, yang merupakan indikator jumlah orang yang terus menerima tunjangan pengangguran, melonjak menjadi 1,87 juta pada minggu 4 November. Hal ini menandai delapan minggu berturut-turut terjadinya peningkatan.
Klaim pengangguran awal juga meningkat, menjadi 231 ribu pada minggu yang berakhir pada 11 November. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak Agustus.
Data klaim pengangguran AS tersebut makin mengikis habis potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tahun ini sekaligus menebalkan optimisme bahwa Bank Sentral paling berpengaruh itu sudah selesai mengerek kenaikan suku bunga.
Keyakinan itu kian kuat dengan pernyataan pejabat The Fed yang memberi peringatan atas bahaya penurunan aktivitas ekonomi apabila pengetatan moneter dijalankan terlalu berlebihan.
(fad/ggq)