Logo Bloomberg Technoz

Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan penggunaan QRIS untuk bertransaksi di luar negeri membawa sejumlah keuntungan. Dari sisi proses, QRIS lebih memberi kenyamanan dalam bertransaksi dibanding penggunaan kartu kredit atau kartu debit. 

"Kalau kartu kredit titik persinggungannya lebih banyak, harus digesek atau taruh cip. memasukkan pin, tunggu konfirmasi, baru diterbitkan kertasnya. Proses transaksi QRIS relatif lebih cepat," ujar David Sumual kepada Bloomberg Technoz, Jumat (17/11/2023).

Dari sisi fraud, menurut dia, penggunaan kartu kredit memang seringkali menimbulkan kejahatan siber atau biasa disebut social engineering. Pasalnya, pelaku dengan mudah bisa mendapat data nomor kartu kredit, kode cvc tiga angka di belakang kartu, dan masa berlaku. Dengan demikian, pelaku kejahatan bisa menggunakan data itu untuk bertransaksi.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan penggunaan QRIS untuk bertransaksi di luar negeri membawa banyak keuntungan. Dari sisi proses, QRIS memungkinkan proses pembayaran yang lebih cepat dibanding alat pembayaran lain, seperti kartu debit atau kartu kredit. 

"Selain itu, kemungkinan ketergantungan terhadap dolar AS menjadi berkurang, karena harusnya saat pembayaran via QRIS sudah terkonversi langsung dan mengikuti kurs yang bersangkutan," ujar William kepada Bloomberg Technoz.

Terkait perhitungan nilai tukar mata uang, William mengatakan hal itu akan bergantung pihak perbankan atau lembaga sistem pembayaran yang digunakan oleh pengguna QRIS

"Tergantung pihak perbankan yang menentukan, akan ada kurs tengah yang tidak membebani pengguna QRIS maupun penerima nantinya," kata William. 

Dari sisi industri, menurut dia, transaksi pembayaran menggunakan QRIS antarnegara juga membuat cakupan layanan sistem perbankan dan keuangan menjadi semakin luas.

Dari sisi risiko, pengguna QRIS di luar negeri berpotensi terkena kejahatan siber atau peretasan jika tidak hati-hati dalam menggunakan teknologi pembayaran tersebut. 

"Bisa ada kerugian sebenarnya kalau keamanan transaksinya kurang. Kemudian belum semua negara juga terjangkau dengan penggunaan QRIS antarnegara," lanjut William. 

(lav)

No more pages