Pengumuman tersebut, bersama dengan penjualan e-commerce domestik yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal September, membuat sahamnya anjlok sekitar 10% di Bursa Hong Kong. Menjadi penurunan paling tajam tahun ini.
Perbedaan nilai perusahaan menunjukkan isu-isu regulasi dan makroekonomi lainnya telah mengganggu keberlangsungan Alibaba. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah China telah berusaha untuk mengendalikan raksasa teknologi di negara ini.
Berbagai langkah dilakukan dengan regulator menyelidiki afiliasi Alibaba, Ant Group Co. dan menjatuhkan denda sebesar US$1 miliar kepada perusahaan fintech yang didukung oleh Jack Ma ini.
Nilai pasarnya sebagian besar lebih tinggi daripada Tencent sebelum tindakan keras China dimulai pada akhir 2020.
“Pemulihan konsumsi China yang belum kembali dan persaingan yang semakin ketat di ranah e-commerce mempersulit lingkungan bisnis Alibaba,” ujar Willer Chen, seorang analis senior di Forsyth Barr Asia Ltd.
“Terdapat kekhawatiran regulasi yang lebih besar untuk Alibaba sebelumnya yang membebani sentimen investor.”
(bbn)