Pada kuartal III-2023 kinerja rugi bersih PT Bank Commonwealth tercatat meningkat 5 kali lipat atau sama dengan 452% secara tahunan menjadi Rp415,83 miliar. Hal ini efek secara langsung dari penurunan angka pendapatan dan tingginya beban operasional yang harus dikeluarkan.
Dalam laporan kinerja keuangan yang dipublikasikan, jumlah pendapatan bunga drop 9,35% menjadi Rp734,47 miliar. Menurunnya pendapatan bunga ini tidak sejalan dengan melesat naiknya beban bunga mencapai 13,94% menjadi sebesar Rp298,89 miliar.
Dengan demikian, pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) PT Bank Commonwealth hanya senilai Rp435,57 miliar, drop sebesar 20,5%.
Beban operasional tenaga kerja juga naik 17,68% menjadi Rp543,65 miliar dari posisi sebelumnya Rp461,95 miliar. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (Impairment) PT Bank Commonwealth juga meningkat 24,81% menjadi Rp135,95 miliar. Sementara beban-beban lainnya membengkak 17,38% menjadi Rp539,67 miliar.
Dengan berbagai beban tersebut, raihan rugi sebelum pajak yang harus diderita mencapai Rp525,27 miliar, meroket 504% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya hanya merugi Rp86,84 miliar.
Membengkaknya kerugian PT Bank Commonwealth pada kuartal III-2023, membawa kontraksi dan juga tren negatif yang meningkat pada rasio profitabilitas. Tercatat, rasio Return on Asset (ROA) minus mencapai 3,92%, dan Return on Equity (ROE) yang juga minus menjadi 17,22%.
Sementara PT Bank Commonwealth mencatatkan penurunan aset sebesar 10% pada September 2023 menjadi Rp16,55 triliun dari setahun sebelumnya Rp18,39 triliun. Ekuitas stagnan di angka Rp4,09 triliun, setelah mencatatkan defisit tahun-tahun lalu mencapai Rp537,5 miliar.
Dengan total liabilitas yang turun 12,81% menjadi hanya Rp12,46 triliun, dari setahun sebelumnya mencapai Rp14,29 triliun. Lebih jauh, penurunan tersebut berasal dari merosotnya Giro dan Tabungan, yang masing-masing drop 18,8% dan 11,92% menjadi hanya Rp573,46 miliar dan juga Rp4,24 triliun.
(fad/frg)