Logo Bloomberg Technoz

Itu membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) Seabank anjlok jadi 67,72% dari tadinya 82,42%.

Penyaluran kredit di hampir semua sektor tercatat menurun terutama untuk debitur tidak terkait dengan nilai total Rp14,37 triliun. Sedangkan pemberian kredit pada pihak terkait menjadi satu-satunya yang mencatat kenaikan dibanding kuartal III-2022 yaitu menjadi Rp6,59 miliar dari tadinya Rp3,79 miliar. 

Pada saat yang sama pendapatan berbasis komisi Seabank juga meningkat 7,6% year-on-year menjadi Rp62,76 miliar dan pendapatan lainnya yang melonjak enam kali lipat menjadi Rp256,37 miliar.

Cadangan kerugian melonjak

Yang menarik, Seabank mencatat lonjakan nilai kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sangat besar yaitu dari sebesar Rp1,69 triliun pada kuartal III-2022, menjadi Rp3,48 triliun pada akhir September lalu. Terjadi peningkatan nilai impairment  hingga 105% year-on-year. Sementara posisi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif naik menjadi 7,67% dari sebelumnya 6,87%.

Dengan kenaikan impairment maka risk adjusted NIM Seabank hanya 4,03%, turun jauh dibandingkan NIM 18,75%. Rumusnya adalah net interest income dikurangi oleh impairment dan hasilnya dibagi dengan aset produktif. 

Perubahan nilai impairment mempengaruhi posisi laba rugi sebuah perusahaan. Dalam aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis International Financial Accounting Standard (IFRS), impairment atau penurunan nilai ditujukan untuk aset tetap, aset tak berwujud, goodwill maupun aset keuangan dan investasi. 

Sebuah aset bisa mengalami penurunan nilai di antaranya karena penurunan nilai pasar aset yang signifikan, perubahan ekonomi seperti tingkat bunga pasar. Selain itu bisa juga karena faktor internal seperti kerusakan aset, kinerja aset yang buruk dan lain sebagainya. 

Dalam konteks Seabank, lonjakan nilai impairment dapat dibaca bahwa ada cukup banyak aset kredit Seabank yang dinilai berkualitas buruk sehingga membutuhkan pencadangan nilai kerugian.

Yang menjadi pertanyaan, lonjakan nilai impairment itu berlangsung di kala Seabank mencatatkan penurunan angka rasio kredit bermasalah alias NPL. 

Mengacu pada laporan keuangan, rasio NPL Seabank pada kuartal III-2023 adalah sebesar 1,94% gross dan 0,17% net, turun dari 3,26% gross dan 0,29% net pada kuartal III-2022. 

Sebagai informasi, besar kecilnya nilai impairment mempengaruhi posisi laba/rugi sebuah perusahaan. Semakin besar angka kerugian penurunan nilai aset keuangan, laba bisa tergerus. Demikian juga sebaliknya. Sementara, besar kecil laba akan mempengaruhi banyak hal termasuk di antaranya adalah kewajiban perpajakan perseroan.

Bloomberg Technoz sudah melayangkan pertanyaan pada Direktur Utama Seabank Sasmaya Tuhuleley melalui pesan whatsapp. Sampai berita ini ditulis, belum ada tanggapan dan konfirmasi dari yang bersangkutan.

Seabank terafiliasi dengan Shopee, marketplace besar di Asia. Keduanya berada di bawah satu induk perusahaan yaitu Sea Limited (Sea Ltd).

Baru-baru ini Sea Ltd mencatat kerugian yang besar pada kuartal III lalu, terpukul kelesuan konsumsi dan peningkatan persaingan dengan Alibaba dan TikTok. 

Dalam laporan kinerja yang berakhir 30 September lalu, Sea Ltd mencatat kerugian bersih sebesar US$149 juta, atau sekitar Rp2,3 triliun dengan kurs dolar AS sekitar Rp15.500. Anjlok dibanding capaian laba pada kuartal sebelumnya sebesar US$322 juta. 

Penurunan laba itu terjadi di kala kinerja penjualan Sea Ltd mengalami kenaikan 4,9% sebesar US$3,3 miliar.

(rui/dba)

No more pages