Jokowi mengeklaim telah berhasil menurunkan emisi sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut kata dia diikuti oleh laju deforestasi Indonesia hingga tahun 2022 telah ditekan hingga 104.000 hektare.
Kawasan hutan kata dia juga direhabilitasi seluas 77.000 hektare. Hutan bakau direstorasi seluas 34.000 hektare hanya dalam waktu satu tahun.
Namun kata dia, saat ini masih terdapat tantangan besar bagi Indonesia dan juga negara berkembang lainnya untuk melakukan transisi energi termasuk dalam hal transfer teknologi dan pendanaan.
“Inilah yang menjadi tantangan dan sering menyulitkan negara-negara berkembang karena itu Indonesia ingin memastikan bahwa transisi energi juga menghasilkan energi yang bisa terjangkau oleh rakyat, bisa terjangkau oleh masyarakat,” ujarnya lagi.
Presiden dalam kesempatan itu kembali menyinggung soal pendanaan iklim yang seharusnya diberikan kepada negara-negara berkembang. Hal itu perlu dilakukan untuk melaksanakan transisi energi dan pendanaan sebaiknya tidak membebani hanya sebagai utang.
“Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang,” ungkapnya.
Dalam transisi energi, Presiden menyebut bahwa pemerintah sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang baru saja diresmikan di Waduk Cirata, Provinsi Jawa Barat. PLTS itu terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 192 megawatt.
Menyoal IKN, dia menyampaikan perlunya menjaga lingkungan dan melakukan transisi energi. IKN didesain menjadi kota pintar berbasis hutan yang nantinya disebut akan menggunakan energi hijau dari matahari dan air.
“Dan supaya saudara-saudara tahu bahwa yang pertama kali kita bangun saat akan membangun Ibu Kota Nusantara ini adalah membangun nursery center, membangun botanical center yang berkapasitas 15 juta bibit pohon per tahunnya yang itu nanti akan kita tanam setiap tahunnya di Ibu Kota Nusantara dan di pulau Kalimantan,” ujarnya lagi.
Kepala Negara mengundang agar para mahasiswa Stanford University bisa mengunjungi IKN dan melihat secara langsung proses serta perkembangan pembangunan di sana. Menurut Jokowi, di IKN bisa dilakukan riset secara kilat antara lain soal keberlanjutan sebuah green city yakni kota yang ramah lingkungan.
(ezr)