Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi AS Melambat, Tapi Laju Inflasi Masih Cepat

Ruisa Khoiriyah
24 February 2023 14:28

Pekerja melihat kereta kontainer kargo di terminal kereta Union Pacific Intermodal di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. (George Frey/Bloomberg)
Pekerja melihat kereta kontainer kargo di terminal kereta Union Pacific Intermodal di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. (George Frey/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pembacaan kedua terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV-2022 lebih rendah dari sebelumnya. Apa yang terjadi di AS tentu akan berpengaruh terhadap Indonesia.

Gross Domestic Product (GDP) atau disebut juga Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika yang merangkum nilai total produksi barang dan jasa pada kuartal akhir 2022 direvisi turun menjadi sebesar 2,7% secara kuartalan. Proyeksi sebelumnya memperkirakan PDB Amerika masih mampu tumbuh 2,9% pada tiga bulan terakhir 2022. 

Perlambatan itu terutama didorong oleh perkiraan lemahnya tingkat konsumsi domestik, yang diprediksi hanya tumbuh 1,4% dari semula diduga mampu tumbuh 2,1%. Adapun investasi sektor swasta domestik diperkirakan naik 3,7% pada kuartal terakhir 2022. Sedangkan angka penjualan final untuk konsumen domestik hanya tumbuh 0,1%, terendah sejak pandemi.

Kendati data terakhir tersebut memperlihatkan perlambatan laju belanja rumah tangga sehingga memicu kekhawatiran terkait kesehatan konsumsi domestik Amerika, di sisi lain hal itu juga memperkuat harapan bahwa tekanan inflasi mulai reda. Artinya, perekonomian AS mampu melambat dengan skenario soft landing.

Economist Argo Samudro dan Lionel Priyadi Macro Strategist di Samuel Sekuritas, menilai, revisi turun PDB Amerika itu menjadi kabar baik bagi pelaku pasar. “Karena ini mengindikasikan bahwa faktor pendorong ekspansi sektor jasa AS tidak sekuat dugaan sebelumnya,” tulisnya dalam catatan, Jumat (24/2/2023). Ekspansi sektor jasa AS diperkirakan melemah dalam waktu dekat.

Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi lebih rendah pada kuartal IV-2022 akibat pelemahan konsumsi domestik (Bloomberg)