Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks VIX, pengukur ketakutan Wall Street, tengah berada di dekat level terendah dua bulan. Pergerakan tersebut mengikuti data baru yang membantu membangun perkiraan ekonomi AS dapat terjadi soft landing.
Bersamaan dengan penjualan ritel AS yang melambat pada bulan Oktober dan bulan-bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.
“Pertumbuhan harga sedang melambat, tetapi dengan permintaan yang kuat di pinggir lapangan. Soft landing sedang terbentuk,” ujar David Russell, Kepala Strategi Pasar Global di TradeStation.
Departemen Perdagangan AS merilis pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat bahwa nilai penjualan ritel, tanpa disesuaikan dengan inflasi, turun 0,1%.
Sementara yang tidak termasuk mobil dan bensin, penjualan hanya naik 0,1%. Tujuh dari 13 kategori mengalami penurunan, dipimpin oleh furnitur dan mobil.
Dari regional, tim riset Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data aktivitas ekonomi di Tiongkok selama Oktober semakin menggeliat, sebuah sinyal baik bagi ekonomi yang masih lemas meskipun sudah ditopang oleh berbagai kebijakan.
“Produksi industri Tiongkok mencatatkan ekspansi 4,6% Y/Y di bulan Oktober, tercepat sejak bulan April setelah tumbuh 4,5% Y/Y di bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari ramalan pasar yang tumbuh 4.4%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Senada, penjualan ritel di Tiongkok naik 7,6% pada Oktober, lebih cepat dari kenaikan 5,5% pada September dan lebih baik dari estimasi pasar yang sebesar 7%. Ini adalah kenaikan penjualan ritel selama 10 bulan beruntun dan merupakan laju kenaikan tercepat sejak bulan Mei 2023.
Dari dalam negeri, surplus neraca 0erdagangan indonesia menjadi US$3,48 miliar pada Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi surplus sebelumnya US$3 miliar.
Ekspor melemah 10,43% pada Oktober di tengah pelemahan harga berbagai komoditas dan impor turun 2,42%.
Untuk periode 10 bulan pertama 2023, surplus neraca perdagangan mencapai US$31,22 miliar dengan ekspor yang merosot 12,15% sementara impor menyusut 7,77%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 1,4% ke 6.958 dan masih didominasi oleh volume pembelian.
“Dengan tertembusnya area resistance di 6.887, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di wave iii dari wave (iii), sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji rentang area 6.990-7.020,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (16/11/2023).
Herditya juga memberikan catatan, namun demikian, waspadai akan adanya gap yang terjadi pada rentang 6.887-6.913.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham AKRA, HEAL, MAPA dan UNTR.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi menutup gap ke 6.860-6.900 dalam jangka pendek terlebih dahulu.
“Waspadai potensi profit taking jangka pendek mengingat Stochastic RSI memasuki overbought area bersamaan dengan terbentuknya rising window pada penguatan IHSG kemarin. Terdapat gap di 6.860-6.920 dan MA-20 di kisaran 6.880-6.900. Oleh sebab itu, waspadai potensi tutup gap ke 6.860-6.900 dalam jangka pendek,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham bluechip yang baru terindikasi rebound, seperti saham unggulan ASII, MDKA, BRIS, ICBP dan ACES.
(fad/aji)