Imbal hasil Treasury, surat utang AS, kembali merangkak naik di semua tenor. Yield Treasury 10 tahun naik 6,8 basis poin (bps) ke kisaran 4,51%. Sementara indeks dolar AS ditutup menguat 0,33% semalam.
Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly dalam wawancara bersama Financial Times, menilai data inflasi AS pada Oktober lalu sangat menggembirakan dan memperlihatkan kebijakan The Fed sejauh ini efektif.
Akan tetapi, menurut Daly, bank sentral AS perlu menimbang bahwa kebijakan "stop-start" atau berhenti lantas memulai kenaikan bunga acuan, pada akhirnya bisa merusak kredibilitas The Fed.
"The Fed perlu bijaksana dan mengambil waktu serta tidak terburu-buru mengambil keputusan dan tidak membuat pernyataan tentang apakah perekonomian benar-benar berada dalam proses disinflasi," kata Daly seperti dilansir oleh Bloomberg News, Kamis (16/11/2023).
Dalu memperkirakan, inflasi perumahan dan sektor jasa akan turun lebih lanjut akan tetapi mewaspadai kebangkitan permintaan atau isu pasokan yang bisa mengancam proses disinflasi tersebut.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi penguatan menuju Rp15.505-Rp15.480/US$.
Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.450/US$ yang menjadi level paling optimis.
Adapun secara tren jangka pendek, rupiah ada support pada level Rp15.578/US$ dan Rp15.595/US$ serta Rp15.613/US$ pada MA-50 nya sebagai support terkuat.
(rui)