Sementara inflasi di tingkat produsen pada Oktober tercatat 1,3%. Melambat dibandingkan September yang 2,2%.
“Angka inflasi di tingkat konsumen dan produsen menjadi sentimen positif bagi harga emas. Dengan inflasi yang terus melambat, ada ekspektasi bahwa bank sentral akan berhenti menaikkan suku bunga acuan,” kata Mavid Meger, Director of Metal Trading di High Ridge Futures, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Emas adalah aset yang diuntungkan kala suku bunga tidak naik lagi. Sebab, emas adalah instrumen yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Berinvestasi di emas kurang menguntungkan saat suku bunga naik.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 53,25.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Dalam waktu dekat, sepertinya harga emas akan menguji resisten US$ 1.964/ons. Jika tertembus, maka bisa naik lagi menuju US$ 1.973/ons.
Namun jika resisten itu tidak kunjung tertembus, maka harga emas terancam turun. Target koreksi atau support terdekat adalah US$ 1.953/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga turun lagi menuju US$ 1.934/ons.
Target paling pesimistis ada di US$ 1.925/ons.
(aji)