Lebih lanjut Fadil menyebut bahwa sesungguhnya isi dalam halaman tersebut adalah soal posisi strategis Indonesia dari segi geografis maupun geopolitik. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bisa mengundang potensi gangguan dari pihak asing.
"Bentuknya bisa seperti yang disampaikan, jadi belum tentu terjadi sama seperti di sini potensi kerawanan karena faktor geografis, belum terjadi, tapi semua itu kita antisipasi nanti bisa dilihat di sini, jadi tolong dikoreksi," kata Fadil lagi sambil menunjukkan buku paparannya.
"Tidak ada statement dari saya yang mengatakan bahwa ada pihak asing yang mengalir kepada capres dan cawapres, terima kasih ya, tolong diluruskan ya," ujar dia.
Dalam rapat kerja, Aboe Bakar sempat meminta Kabarhakam Fadil menjelaskan maksud paparannya soal pendanaan asing untuk pemilu apakah fakta atau hanya bentuk analisis strategis.
"Mohon dijelaskan ini sebagai ungkapan fakta bahwa ini ada capres-cawapres didanai oleh asing ataukah semua analisis oleh Polri mengenai pendanaan asing," ungkap Aboe Bakar yang merupakan Sekjen PKS tersebut.
Adapun isi dari halaman 35 yang menjadi perdebatan yakni kalimat di bawah ini.
Potensi kerawanan dari operasi intelijen negara asing:
1. Pemilu 2024 di Indonesia khususnya pilpres saat ini menjadi sorotan dunia internasional, mengingat posisi strategis Indonesia di bidang ekonomi, dan geopolitik global yang sangat diperhitungkan.
2. Pihak asing tertentu yang memiliki niat tidak baik, berupaya melakukan gangguan terhadap penyelenggaraan tahapan Pemilu 2024. Pihak asing diprediksi menginginkan capres dan cawapres terpilih adalah yang sesuai dengan kepentingan mereka.
3. Bentuk kegiatan operasi intelijen asing di Indonesia antara lain memberikan bantuan dana secara klandestin terhadap koalisi bacapres dan bacawapres tertentu dan kelompok-kelompok masyarakat sipil dan LSM (untuk melakukan farming atas nama demokrasi). Melakukan penetrasi terhadap sistem IT KPU (serangan siber), melakukan pemberitaan di media internasional untuk dijadikan bahan propaganda di Indonesia, dan melakukan aksi sabotase dalam berbagai bentuk.
(prc/ezr)