Logo Bloomberg Technoz

Inflasi Pangan Masih 5%, BI Ingin Turun ke 1%

Krizia Putri Kinanti
24 February 2023 14:33

Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Sumatera Selatan. (Tangkapan layar Youtube)
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Sumatera Selatan. (Tangkapan layar Youtube)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Volatilitas harga pangan kerap menjadi batu sandungan pemerintah dalam menekan laju inflasi. Pasca pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi di Indonesia melaju ke arah yang semakin baik, walaupun demikian tren ini berdampak pada sasaran inflasi yang terus melambung.

Pada Juli 2022, tingkat inflasi pangan Indonesia sempat menyentuh level 11,47% yang di dorong oleh kelompok harga bergejolak (volatile foods) akibat kenaikan harga komoditas pangan global serta faktor cuaca yang menyebabkan penurunan produksi komoditas pangan. Hingga akhir tahun lalu, angka inflasi pangan mengalami penurunan hingga 5,6%.

Kendati inflasi Januari 2023 menunjukkan tren melandai, angkanya masih dinilai tinggi, yakni mencapai 5,28% secara tahunan atau di atas target inflasi Bank Indonesia sebesar 3% dengan deviasi  ±1%.

Deputi Guberur BI Aida S. Budiman pun menyebut untuk mengendalikan inflasi, pengelolaan pasokan dan distribusi pangan perlu diperkuat agar harganya terkendali. 

"Kalau kita bisa turunkan kontribusi inflasi pangan ke IHK menjadi 1,1% ini akan menjadi langkah yang sangat nyata," ujar Aida dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/2/2023).

Inflasi makanan, minuman dan tembakau Indonesia secara tahunan (Sumber: Bloomberg)