Surplus ini lebih tinggi dibandingkan dengan September kemarin sebesar US$ 3,42 miliar. Dan juga berhasil di atas perkiraan pasar sebelumnya yang diperkirakan surplus US$ 2,95 miliar.
Ini menjadikan pencapaian surplus selama 42 bulan berturut-turut. Kali terakhir Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan adalah pada April 2020 silam.
Sementara kurs rupiah terpantau menguat 1,24% ke posisi Rp15.500/US$ pada pukul 12.20 WIB siang hari.
Tercatat ada penguatan 339 saham dan sebanyak 168 saham terjadi pelemahan. Sedangkan terdapat sejumlah 227 saham yang stagnan.
Sektoral saham infrastruktur dan saham teknologi menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 4,12% dan 2,31%, disusul oleh menguatnya saham konsumen non primer sebesar 1,59%.
Sedangkan, sektoral saham kesehatan mengalami koreksi 0,36%.
Sejumlah saham-saham infrastruktur yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang meroket hingga 7,44%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang melesat mencapai 6,87% juga dengan saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang menguat 3,51%.
Senada, saham teknologi juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) meroket 7,41%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melesat naik 6,17% dan saham PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) menguat 3,77%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini kompak bergerak menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 2,96%, indeks Nikkei 225 terapresiasi 2,49%, indeks Kospi menguat 2,04%, indeks Strait Times Singapore menguat 0,53% dan indeks Shanghai Composite naik 0,43%.
(fad)