MAPB merupakan entitas usaha milik MAP Group. MAPB fokus pada segmen food & beverages (F&B) dengan sejumlah merek terkenal. Salah satunya, Starbucks, yang sayangnya juga terkena sentimen boikot.
Lantas, siapa sebenarnya pemilik asli Starbucks di Indonesia?
Jaringan Starbucks di Indonesia dikendalikan oleh PT Sari Coffee Indonesia. Sementara, jika mengacu pada data Ditjen AHU, ada dua pihak pemegang saham Sari Coffee Indonesia.
MAP Boga adalah pemegang saham terbesar PT Sari Coffee Indonesia, sebanyak 554.998 saham. Sedang PT Premier Capital Investment memiliki dua saham. Dari sini terlihat, Sari Coffee Indonesia selaku pengelola jaringan Starbucks di Indonesia tidak memiliki hubungan saham dengan Starbucks di Amerika Serikat (AS).
Cuma memang, selayaknya waralaba atau franchise, Sari Coffee Indonesia wajib membayar biaya-biaya tertentu dan membeli barang dari pemasok yang telah disetujui oleh Starbucks Corporation yang bermarkas di Washington, AS.
Howard Schlutz
Starbucks Corporation adalah perusahaan waralaba yang didirikan oleh Howard Schlutz. Berdasarkan dokumen perusahaan, ia masih menjadi pemilik manfaat akhir Starbucks Corporation.
Howard Schlutz tak luput dari kontroversi. Pada sebuah kesempatan, ia pernah menganalogikan sistem kerja di Starbucks mirip dengan para korban holocaust.
Dalam video yang diunggah di laman YouTube Starbucks beberapa waktu lalu, Schultz tampak berbicara dengan penuh semangat di depan para karyawannya pada Sabtu. Dia mengacu pada cerita tentang tahanan Holocaust di kamp konsentrasi di Polandia yang harus berbagi sumber daya mereka yang terbatas.
"Tidak semua orang, tapi kebanyakan orang, berbagi selimut dengan lima orang lainnya," kata Schultz.
Dia menambahkan, dirinya terinspirasi untuk berbagi "selimut" miliknya dengan lima orang lainnya. "Sebagian besar cerita tersebut terkait dengan apa yang coba kami lakukan di Starbucks - yaitu berbagi selimut."
Pernyataan tersebut kemudian memicu kritikan di media sosial lantaran dinilai hanya sebuah bentuk perlawanan pembentukan serikat pekerja oleh karyawan Starbucks.
Seiring berjalannya waktu, serikat pekerja berdiri, dengan nama Starbucks Workers United. Ini yang menjadi awal Starbucks terimbas gerakan boikot.
Akhir pekan lalu, viral di X (Twitter), Starbucks menggugat serikat pekerjanya setelah organisasi buruh itu mengunggah postingan sebagai bentuk solidaritias terhadap warga Palestina. Sikap ini yang kemudian mendapat banyak kritikan hingga berujung pada seruan boikot.
(dhf/roy)