Griffin, yang berusia 55 tahun itu, juga membahas volatilitas baru-baru ini di pasar obligasi AS atau Treasury, dengan imbal hasil atau yield obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak bulan lalu ke level tertinggi sejak 2007.
Yield Treasury berubah arah secara tiba-tiba pada Rabu lalu, setelah perlambatan inflasi yang tak terduga meningkatkan taruhan bahwa the Fed telah selesai menaikkan suku bunga.
Miliarder itu mengaku terkejut dengan kekuatan pergerakan Rabu itu, tetapi yield Treasury tenor 10 tahun sekitar 4,5% masuk akal.
Menurut Griffin, kebijakan fiskal tidak mungkin akan diperketat secara signifikan tahun depan karena tekanan politik menjelang pemilihan presiden AS di 2024.
Dia juga menggemakan komentar sebelumnya dari miliarder Stanley Druckenmiller, yang mengkritik Menteri Keuangan AS Janet Yellen atas apa yang dia anggap sebagai kegagalan departemennya untuk memanfaatkan bunga acuan mendekati nol dengan menjual lebih banyak obligasi jangka panjang.
"Saya benar-benar percaya dia benar," kata Griffin, merujuk pada pernyataan Druckenmiller.
Griffin memperkirakan AS akan mengalami resesi pada kuartal kedua, tetapi tingkat keparahannya akan bergantung pada beberapa faktor. Dia tidak memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga lagi, dan dia juga tidak melihat anggota parlemen akan mengurangi pengeluaran defisit menjelang pemilihan tahun depan.
(bbn)