Airlangga mengatakan, progres pembicaraan pilar 1 masih belum sesuai target penyelesaian lantaran terdapat sejumlah isu yang memerlukan pembahasan lebih lanjut, salah satunya mineral kritis atau critical mineral, yang juga menjadi fokus Pemerintah RI saat ini.
"Presiden Joko Widodo telah menyuarakan pentingnya penguatan rantai pasok mineral kritis, pada saat pertemuan bilateral dengan Presdien AS Joe Biden”," ujarnya.
Terhadap itu, Airlangga juga mengungkapkan pentingnya pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) mengingat 90% kendaraan Indonesia merupakan produk Jepang. Dia juga berharap pelaku usaha Jepang dapat kerja sama mempercepat pengembangan EV di Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk Energi Baru Terbarukan, termasuk energi panel surya dan panas bumi. Kami mengajak Jepang berinvestasi pada sektor tersebut."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC pada Senin (13/11/2023). Keduanya membahas berbagai isu, mulai dari mineral hingga transisi energi.
Dalam kesempatan itu, Indonesia dan AS juga menyepakati pentingnya penguatan kerja sama terkait dengan mineral kritis. Kedua negara akan membentuk rencana kerja untuk mewujudkan Critical Mineral Agreement (CMA), yang akan membuat Indonesia menjadi pemasok kebutuhan baterai kendaraan listrik di AS dalam jangka panjang.
(ibn/wdh)