Tampaknya hal ini kecil kemungkinannya untuk berhasil mengingat Ukraina mengatakan akan berjuang sampai Rusia meninggalkan perbatasannya dan Moskow tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangannya.
Penasihat negara China, Wang Yi, mengatakan dalam perjalanan ke Moskow pada hari Rabu (22/02/2023) bahwa hubungan antara negaranya dan Rusia "kokoh seperti gunung dan dapat bertahan dalam tantangan risiko internasional."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Kamis (23/02/2023) bahwa pemerintah China mungkin menyetujui perusahaan-perusahaannya mengirimkan bantuan jenis barang yang tidak mematikan untuk mendukung serangan Rusia ke Ukraina.
Barang tersebut adalah barang yang punya manfaat ganda, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer. Pernyataan itu menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran AS bahwa Beijing dapat membantu mempersenjatai pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Xi belum mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sejak invasi Rusia. Di sisi lain, ia sudah berbicara dengan Putin sekitar empat kali dalam rentang waktu itu.
Beijing juga telah berulang kali membela beberapa alasan Rusia untuk berperang, yang paling menonjol adalah menolak perluasan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meski bersikeras tidak mendukung invasi itu sendiri.
(bbn)