“Jadi negara-negara APEC responsnya bagaimana? Dengan mengambil kebijakan fiskal yang tantangannya tidak mudah,” ujar Sri Mulyani dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya.
Dalam forum tersebut, Sri Mulyani mengaku membagikan pengalaman serta pelajaran dari pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Ini termasuk soal strategi menjaga perekonomian di tengah guncangan ekonomi yang telah dilewati Indonesia, mulai dari fluktuasi harga bahan bakar hingga harga serta ketersediaan pangan.
Dalam hal ini, kebijakan fiskal dalam menentukan alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) menjadi instrumen penting.
“Forum APEC ini menjadi ruang temu untuk membahasnya. Kami sepaham, kebijakan fiskal diperlukan untuk merespons kondisi-kondisi dunia. Tidak mudah tentu,” kata Sri Mulyani.
Pada sesi kedua, lanjut dia, forum menteri keuangan membahas soal ekonomi dari sisi penawaran atau modern supply side economy. Menurut dia, ini merupakan topik yang relatif baru, tetapi substansinya makin penting di tengah kondisi geopolitik dan fragmentasi kerja sama global.
“Indonesia menyampaikan, agar ekonomi meningkat dalam jangka panjang dan berkelanjutan, maka produktivitas menjadi hal penting,” tuturnya.
Maka itu, berbagai program dijalankan di Indonesia, di antaranya: perbaikan kualitas sumber daya manusia, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, terkait pembiayaan infrastruktur, mempermudah birokrasi, dan strategi kebijakan fiskal untuk bisa mendukung berbagai program.
“Disarankan pula melakukan reformasi struktural yang penting, tetapi sulit dilakukan di banyak negara,” kata Sri Mulyani.
Topik lain yang dibahas ialah soal pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau di tengah perubahan iklim yang terjadi di dunia. Menurut dia, aspek keuangan menjadi hal yang pelik dan rumit, terutama membiayai transisi energi dari sebuah negara.
Indonesia termasuk negara yang masih kuat berkomitmen menuju ekonomi hijau, meski masih banyak aral melintang yang harus dihadapi.
“Kita punya komitmen untuk melakukan transisi energi menuju ekonomi hijau, tapi aspek keuangan sangat menentukan dan masih perlu banyak yang harus dipecahkan persoalannya,” jelas Sri Mulyani.
Pada sesi penutup, pertemuan membahas ekonomi digital. Mulai dari mata uang kripto, hingga aset digital lainnya. “Kami semua sepakat, dengan pesatnya kemajuan teknologi, tema ini ke depan akan makin penting dan relevan bagi perekonomian seluruh dunia,” tandasnya.
(lav/wdh)