Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari eksternal. Inflasi AS secara umum melambat pada Oktober. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics melaporkan inflasi di Negeri Paman Sam pada Oktober adalah 3,2% secara tahunan (year-on-year/yoy). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,7%.
Angka ini berada di bawah konsensus pasar dengan perkiraan 3,3% yoy.
Sedangkan inflasi inti tercatat 4% yoy. Lebih rendah dibandingkan proyeksi pasar yaitu 4,1% dan menjadi yang terendah sejak September 2021.
Perkembangan ini membuat investor makin yakin bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve sudah selesai dengan siklus pengetatan moneter. Kemungkinan besar tidak ada ada lagi kenaikan suku bunga acuan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, meskipun mengalami beberapa tantangan dalam beberapa bulan belakangan, inflasi telah menurun secara signifikan dari angka tertinggi dalam 40 tahun yang dicapai pada tahun lalu. Bryce Doty dari Sit Fixed Income Advisors memaparkan, tindakan The Fed berikutnya kemungkinan besar adalah pemotongan suku bunga acuan pada musim panas tahun depan.
Senada, Richard Flynn dari Charles Schwab UK menyebut penurunan inflasi menunjukkan bahwa kebijakan moneter baru-baru ini telah berhasil, sehingga membuat prospek soft landing meningkat.
Dari dalam negeri, pasar menanti rilis data perdagangan internasional Indonesia. Neraca perdagangan diperkirakan kembali surplus pada Oktober dan akan menjadi yang 42 kali secara berturut-turut.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,4% ke 6.862 dan masih didominasi oleh munculnya volume pembelian. Namun penguatan IHSG masih tertahan oleh resistance di 6.887.
“Selama IHSG belum mampu menembus area resistance terdekatnya di 6.887, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave ii dari wave (iii),” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (15/11/2023).
Herditya juga memberikan catatan, hal tersebut berarti IHSG masih rawan berbalik terkoreksi untuk menguji 6.734 terlebih dahulu. Namun, apabila IHSG break dari resistance di 6.887, maka IHSG saat ini sedang membentuk wave iii dari wave (iii) ke area 6.938-7.000.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham BMRI, ESSA, GOTO dan ICBP.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi terus menguat dan uji resistance ke area potensial 6.880-6.900 pada perdagangan hari ini.
“IHSG breakout MA-5 (6.832) kemarin. Secara teknikal terbentuk golden cross pada Stochastic RSI dan pelebaran positive slope pada MACD. Sehingga, IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan ke area resistance 6.880-6.900 hari ini,” tulis riset Phintraco.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham ICBP, GGRM, JPFA, ELSA, BBNI, PTPP, dan ESSA.
(fad/aji)