Logo Bloomberg Technoz

Sea mengalami penurunan terbesar dalam sejarahnya setelah pendirinya, Forrest Li, menyatakan pada bulan Agustus bahwa perusahaannya akan berinvestasi lebih banyak pada perusahaan ritel online, yakni Shopee dan layanan live-streaming, untuk melawan platform-platform tersebut, yang menarik pembeli muda.

“Investasi Sea di unit e-commerce Shopee, yang menjadi alasan mengapa mereka membukukan kerugian setelah tiga kuartal menghasilkan profit, mungkin akan meningkat,” kata Nathan Naidu, analis di Bloomberg Intelligence, dalam sebuah catatan. “Kerugian bersih mungkin masih bertahan pada kuartal V.”

Baru-baru ini, pasar-pasar terkuat Sea, termasuk Indonesia, tampaknya dikepung oleh TikTok dan layanan belanja berorientasi video generasi baru, yang menggunakan influencer populer untuk menjual berbagai barang kepada populasi online yang aktif dan terus berkembang. Namun pada September, Indonesia secara efektif memaksa TikTok untuk menutup layanan belanjanya, karena reaksi yang semakin besar dari pedagang kecil terhadap platform milik China tersebut.

Investor telah mencari petunjuk sejak saat itu apakah tutupnya TikTok Shop secara tiba-tiba akan menghidupkan kembali Sea. Sebelum Indonesia melarang TikTok Shop, pasar khawatir Sea akan kembali tenggelam ke zona kerugian. 

Sea mengalami kerugian lebih dari satu dekade setelah berdiri pada 2009. Situasi ini diperparah oleh ekspektasi bahwa ekonomi internet di Asia Tenggara akan mencatat pertumbuhan paling lambat sepanjang sejarah tahun ini, yang merupakan dampak dari penurunan ekonomi dengan hasil yang tidak pasti.

Bisnis besar Sea lainnya, divisi game yang berpusat di sekitar Garena, telah menyusut dengan cepat pada 2023 karena kurangnya game blockbuster baru. Namun baru-baru ini mereka mengatakan akan mengembalikan judul utama Free Fire ke toko aplikasi India setelah larangan mengejutkan pada 2022.

Sea telah merombak bisnisnya untuk fokus pada profitabilitas awal tahun ini. Sea memulai upaya pemotongan biaya secara agresif untuk mencapai keuntungan, dan beralih ke fokus pada keuntungan (bottom-line) karena pertumbuhan pendapatan melambat dari tingkat persentase tiga digit yang dinikmatinya pada dua tahun lalu. Perusahaan membekukan gaji dan memangkas pengeluaran ratusan juta dolar untuk mencapai arus kas positif.

Untuk mendorong pertumbuhan, Li mengatakan pada bulan Agustus bahwa ia bermaksud untuk meningkatkan investasi ke cabang e-commerce, Shopee. Dia meningkatkan upaya untuk membangun layanan live streaming, sebuah langkah ofensif yang dapat mengikis margin dan memicu perang harga dengan TikTok dan Alibaba. Dia berargumen bahwa hal itu perlu untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Selain pesaing berkantong tebal, Alibaba dan ByteDance, pesaing lokal seperti GoTo Group juga memberikan tekanan pada Sea. GoTo, pemilik pesaing e-commerce Indonesia, Tokopedia, meningkatkan pendapatan bersihnya hampir dua kali lipat selama kuartal yang berakhir Juni.

(bbn/wdh)

No more pages