Benih yang mengantongi sertifikat dijual lebih mahal lantaran sudah melalui serangkaian riset dari produsennya dan pemeriksaan dari lembaga terkait sebelum didistribusikan ke para petani kelapa sawit.
"Benih yang berkualitas untuk saat ini sangatlah penting karena banyak pohon-pohon kelapa sawit di Indonesia yang sudah berumur tua lebih dari 25 tahun. Membutuhkan penanaman kembali," ungkap Gunawan.
Menurut Gunawan, untuk keluar dari permasalahan tersebut diperlukan langkah yang melibatkan banyak pihak, tak terkecuali produsen benih. Saat ini, ada belasan perusahaan yang memproduksi benih kelapa sawit bersertifikat di Indonesia.
Tentu saja, jumlah tersebut masih perlu ditambah meningat tingginya kebutuhan akan benih kelapa sawit di Indonesia. Selain itu, kapasitas produksi dari produsen benih yang sudah ada menurut Gunawan juga perlu ditambah.
Namun, Kementan tidak bisa begitu saja mendorong produsen benih untuk meningkatkan produksinya. Sebab, kembali lagi tidak ada jaminan apakah pasar, khususnya para petani akan mampu menyerap sepenuhnya.
"Kalau produsen produksi lebih banyak apakah menguntungkan, jaminan pasarnya bagaimana? Oleh karena itu disiapkan insentif untuk produsen benih dan kemudahan bagi produsen benih yang ingin mengembangkan benih kelapa sawit unggul," ujarnya.
(rez/evs)