Indeks nilai tukar mata uang Yen menguat tipis, sementara indeks nilai mata uang dolar flat terhadap sebagian besar mata uang utama, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS akan melanjutkan kenaikan selama tiga hari.
Para pelaku pasar menanti berbagai data ekonomi AS pada Jumat nanti. Salah satunya data total pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), sebagai ukuran angka yang dicermati The Fed. PCE diproyeksi akan menunjukkan terakselerasi, menambah daftar berbagai data yang memperkuat argumen bagi bank sentral untuk meningkatkan suku bunga acuan, menurut Anna Wong dari Bloomberg Economics. Sebagai catatan, tingkat bunga acuan saat ini berada dalam kisaran antara 4,5% dan 4,75%.
Indeks S&P 500 berhasil kembali menguat di atas level support 4.000 yang sempat menjadi level krusialnya. Berdasarkan analisis teknikal, dalam jangka pendek akan tetap berada di atas garis tren naik sejak Oktober kemarin. Di indeks Nasdaq 100, saham-saham unggulan seperti Microsoft Corp. dan Apple Inc. berhasil rebound, sementara itu proyeksi pendapatan yang bullish dari Nvidia Corp. membuat sahamnya berhasil naik 14% dari penutupan hari sebelumnya.
Para pelaku pasar terjebak di antara dua skenario yang akan terjadi. Menurut Michael Shaoul dari Marketfield Asset Management, satu sisi menyambut bukti bahwa ekonomi AS tetap dalam keadaan stabil. Sisi lainnya khawatir bahwa ketahanan ini akan memicu reaksi tegas dari pembuat kebijakan moneter.
“Apapun yang terjadi, indeks dolar akan sangat menarik dicermati hari ini. Kemungkinan akan tetap kuat jika data total pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik, dengan begitu ekspektasi inflasi juga naik,” kata Matthew Simpson, analis di City Index.
Investor miliarder Cliff Asness memperingatkan bahwa saham AS rentan terhadap guncangan makro ekonomi jika inflasi tidak terjadi penurunan, seperti yang ditargetkan para pelaku pasar. Kepala JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon mengatakan kepada CNBC bahwa masih ada peluang untuk pendaratan lunak (soft landing) bagi ekonomi AS, meskipun "di depan kita ada beberapa hal yang menakutkan," seperti dikutip Bloomberg News.
Di sisi lain, Bitcoin terus mencatatkan penguatan untuk kenaikan secara bulanan keduanya, berbeda dengan saham dan aset berisiko lainnya yang terkoreksi akibat kekhawatiran baru tentang kenaikan suku bunga acuan.
Meskipun ada kenaikan, reli pasar aset kripto hanya memulihkan sebagian kecil dari kerugian pada tahun lalu. Seperti diketahui bersama, harga-harga aset kripto anjlok lebih dari 40%, dan terjadi runtuhnya bursa FTX menyebabkan Net Sell yang tinggi pada aset kripto.
(bbn)