Logo Bloomberg Technoz

Senada, saham kesehatan juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) meroket 24,5% ke posisi Rp274/saham, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) melesat naik 12,6% ke posisi Rp320/saham. Serta, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menguat 2,59% ke posisi Rp316/saham.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ikut menguat dan parkir di zona hijau, dengan kenaikan 2,69 poin atau 0,3% ke posisi 903,91.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori ekspansif antara lain, PT Bank Jago Tbk (ARTO) melesat naik 100 poin ke posisi Rp2.050/saham, dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terbang 25 poin ke posisi Rp640/saham.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terapresiasi 90 poin ke posisi Rp2.350/saham, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 750 poin ke posisi Rp22.200/saham.

Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 140 poin ke posisi Rp4.780/saham, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik 80 poin ke posisi Rp2.990/saham. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terapresiasi 2 poin ke posisi Rp81/saham.

Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan sore hari ini. Indeks Kospi menguat 1,23%, indeks Nikkei 225 meroket 0,34%, indeks Shanghai Composite terapresiasi 0,31%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,17% dan indeks Strait Times Singapore turun 0,07%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,09%.

Gerak yang bervariasi merupakan efek wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) Selasa malam waktu setempat. Data inflasi AS itu akan memberi petunjuk paling jelas arah kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kedepannya.

Konsensus ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Negeri Paman Sam akan mencatat inflasi 3,3% secara tahunan, melandai dari angka inflasi September sebelumnya 3,7%.

Selain itu, sepanjang pekan ini dipenuhi oleh sejumlah peristiwa penting, mulai dari rilis data Inflasi dan Penjualan Ritel di AS pada Selasa dan Rabu hingga rilis data aktivitas ekonomi bulan Oktober China (Penjualan Ritel, Industrial Production, Tingkat Pengangguran dan Fixed Asset Investment) pada Rabu, waktu setempat.

Sementara CME FedWatch Tools mencatat peluang Federal Reserve menahan tingkat suku bunga acuan di FOMC Desember 2023 mendatang ada di atas 80%, atau tepatnya 85,7% sore ini.

"Namun, ini bukan pertama kali harapan untuk dovish pivot memantik euforia. Apabila inflasi inti tetap di kisaran 3%, maka ada sedikit keraguan bahwa The Fed akan menempuh pengetatan kebijakan lagi," kata Jim Reid dari Deutsche Bank AG seperti yang diwartakan Bloomberg News, pada Selasa.

(fad)

No more pages