Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Thailand mengatakan proyek ini akan terkoneksi dengan jalan bebas hambatan dan jaringan kereta. 

Jalur penghubung kapal sepanjang 100 kilometer ini akan mengganti usul lama Thailand untuk mengeruk satu kanal melalui tanah genting Kra. 

Selat Malaka, jalur laut sempit antara Malaysia dan Singapura, adalah rute terpendek yang menghubungkan wilayah Asia-Pasifik dengan Timur Tengah. 

Srettha mengatakan sekitar seperempat pengiriman barang dunia melalui selat ini dan jalur itu semakin ramai sehingga biaya pengiriman barang akan naik. Dia juga menyebut bahwa setiap tahun terjadi kecelakaan maritim di Selat ini. 

"Landbridge akan menjadi rute penting tambahan untuk mendukung transportasi dan opsi penting dalam mengatasi masalah Selat Malaka," kata Srettha. "Ini akan menjadi rute yang lebih murah, cepat dan aman."

Pelabuhan di sebelah barat semenanjung selatan Thailand akan memiliki kapasitas untuk menangani unit setara dengan 19,4 juta. Sementara pelabuhan di sebelah timur akan memiliki kapasitas setara unit 13,8 juta. Menurut Srettha kapasitas itu setara dengan 23% dari total kapasitas kargo Pelabuhan Malaka. 

Perdana menteri Thailand ini juga mengatakan bahwa proyek yang juga ditawarkan ke investor China dan Arab Saudi, akan menciptakan 280 ribu lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan negaranya sebesar 5,5%. 

Negara dengan ekonomi terbesar kedua Asia Tengara ini tahun lalu tumbuh 2,6% dan diramalkan tumbuh antara 2,5%-3% pada tahun 2023. 

Selama beberapa dekade Thailand mengajukan usul untuk membangun satu terusan yang akan melintasi titik terkecil negara itu dan mengurangi jarak hingga 1.200 kilometer. Tetapi usul itu berulang kali ditolak karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap lingkungan.

(bbn)

No more pages