Menurut Tenggono, keberadaan situs Sisapira sangat bagus untuk pendataan pembeli. Namun, penjelasan mengenai alasan penolakan harus dijelaskan kepada pembeli. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu mendongkrak realisasi subsidi motor listrik di Indonesia.
Berdasarkan pantauan pada Sisapira, per 6 November 2023, sisa kuota subsidi masih sebanyak 187.998 unit. Adapun, sejumlah 5.982 unit telah dalam proses pendaftaran dan telah memenuhi persyaratan sebagai penerima bantuan dan telah mendapatkan potongan harga pembelian, tetapi statusnya sedang menunggu penerbitan surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB).
Selain itu, sebanyak 1.872 telah terverifikasi atau telah melalui proses verifikasi kesesuaian data transaksi penjualan seperti Biodata Konsumen, STNK, dan TNKB.
Terakhir, sejumlah 4.184 unit telah tersalurkan atau telah dilakukan penggantian potongan harga motor listrik dari pemerintah ke perusahaan industri.
Pengusaha Pesimistis
Sebelumnya, kalangan pengusaha pesimistis program kucuran subsidi pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik baru bakal memenuhi target hingga akhir tahun ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Hanggoro Ananta mengatakan, per Oktober tahun ini, pengajuan pembelian motor listrik dengan subsidi Rp7 juta baru menyentuh angka 8.000 kendaraan, atau masih sangat jauh dari target sebanyak 200.000 unit.
"[Pengajuan] sekarang sudah 8.000, sejak periode [subsidi] ini dikeluarkan pada Maret, ya sudah sekitar 7 bulanan," ujar Hanggoro saat ditemui di sela Sosialisasi Inabuyer EV Expo 2023, Jumat (27/10/2023).
Meski demikian, Hanggoro mengatakan pengusaha bakal tetap menggenjot produksi, demi terus mengoptimalkan serapan pasar sepeda motor listrik dalam negeri.
"Kita terus menyiapkan secara produksi kami sanggup. Terkait dengan serapan pasar, kami akan coba terus." tutupnya.
(dov/wdh)