Akan tetapi, masih sempitnya selisih antara tingkat imbal hasil RI dengan Amerika, membuat tren inflow tersebut kemungkinan hanya tren sementara saja.
"Pergerakan surat utang AS, Treasury, yang kini sudah tidak terlalu mengkhawatirkan memang membantu sentimen tersebut, namun terlalu dini bila menyebutnya sebagai titik balik," kata Winson Phoon, Head of Fixed Income Malayan Banking Berhad di Singapura, dilansir dari Bloomberg News, Selasa (14/11/2023).
Analis memperkirakan arus dana asing ke pasar SBN masih akan fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan di tengah masih ada tanda tanya terkait arah kebijakan The Fed dan ketidakpastian politik jelang Pemilu 2024.
Saat ini selisih imbal hasil antara SBN dan Treasury hanya 227 bps. Animo investor asing mungkin akan kembali deras dan cukup stabil ke pasar domestik bila selisih imbal hasil itu balik lagi ke kisaran 300-350 bps yang dianggap kompetitif.
Apabila yield SBN terkerek hingga ke kisaran 7,5% untuk bisa menarik lagi minat pemodal global masuk lebih besar, menurut analisis dari JPMorgan Asset Management dan First Sentier Investors. Posisi kepemilikan asing saa ini mencapai Rp819,57 triliun, berdasarkan data sampai 10 November lalu.
(rui/aji)