Sementara itu, kolaborasi di sektor hilir meliputi kerja sama bisnis bahan bakar dan bisnis nonbahan bakar, pelumas, aviasi, petrokimia, serta transportasi dan logistik.
Sebagai bagian dari kolaborasi di sektor energi baru terbarukan (EBT), kedua pihak akan mengeksplorasi potensi dalam pengembangan energi panas bumi, hidrogen, dan tenaga surya.
Nicke mengatakan, sebagai perusahaan migas internasional, Sinopec telah memiliki pengalaman dan keahlian di bidang CCUS, hidrokarbon nonkonvensional, petrokimia, hidrogen, dan lainnya
"Oleh karena itu, kolaborasi saat ini diharapkan dapat memperkuat implementasi kolaborasi antara kedua perusahaan."
Chairman Sinopec Group Ma Yongsheng pun menyambut baik rencana kerja sama dengan Pertamina. Terlebih, kolaborasi ini juga dinilai bakal menguntungkan kedua perusahaan.
"Transisi energi global memerlukan kerja sama yang berkelanjutan, dan mendorong tim dari kedua belah pihak untuk berupaya mencapai kerja sama yang lebih baik," ujarnya.
(ibn/wdh)