Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, sejumlah pejabat tinggi Federal Reserve minggu lalu secara bergiliran memperingatkan bahwa pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut masih diperlukan untuk mengendalikan inflasi sehingga mengikis harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga sudah berakhir.
“Ketakutan bahwa suku bunga global dapat bertahan di tingkat yang tinggi juga dipicu oleh Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde yang pada hari Jumat meramalkan inflasi akan kembali melonjak dan mengatakan ECB tidak akan memangkas suku bunga acuan dalam beberapa kuartal mendatang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Adapun pada minggu ini dipenuhi oleh sejumlah peristiwa penting, mulai dari rilis data Inflasi dan Penjualan Ritel di AS pada Selasa dan Rabu hingga rilis data aktivitas ekonomi bulan Oktober Tiongkok (Penjualan Ritel, Industrial Production, Tingkat Pengangguran dan Fixed Asset Investment) pada Rabu, waktu setempat.
Konsensus ekonom memperkirakan Negeri Paman Sam itu akan mencatat inflasi 3,3% secara tahunan, melandai dari angka inflasi September sebelumnya 3,7%.
Sementara secara bulanan, inflasi Amerika pada Oktober diperkirakan hanya 0,1% lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,4%. Adapun konsensus pasar juga memperkirakan, inflasi inti AS akan tercatat di angka 4,1% secara tahunan dan 0,3% secara bulanan.
Sementara CME FedWatch Tools mencatat peluang Federal Reserve menahan tingkat suku bunga acuan di FOMC Desember 2023 mendatang ada di atas 80%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,4% ke 6.838 disertai oleh munculnya volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu berada di atas MA-20 dan MA-200.
“Selama IHSG belum mampu menembus area resistance terdekatnya di 6.887, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave ii dari wave (iii). Hal tersebut berarti IHSG masih rawan berbalik terkoreksi untuk menguji 6.734 terlebih dahulu pada label hitam,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (14/11/2023).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG masih mampu bergerak di atas 6.639 sebagai support-nya, maka IHSG masih berpeluang bergerak menguat untuk menguji kembali rentang area 6.881-6.938.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham BBRI, ITMG, MDKA dan NCKL.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak konsolidasi di pivot area 6.820-6.860 pada Selasa (14/11).
“IHSG diperkirakan konsolidasi di pivot area 6.820-6.860 pada Selasa (14/11). Secara teknikal, Stochastic RSI dan MACD relatif bergerak sideways mengiringi pergerakan Senin (13/11),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham MYOR, TBIG, UNTR, INDF, PGEO dan ACES.
(fad)