Pekan ini, investor menantikan rilis data inflasi AS periode Oktober. Pasar memperkirakan inflasi bulan lalu sebesar 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 4,1% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Jika nantinya inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, maka harga emas bisa turun lagi karena penguatan dolar AS yang disebabkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan.
“Namun jika datanya sesuai dengan ekspektasi, maka harga emas akan naik ke atas US$ 1.950/ons,” tegas Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sejatinya dalam posisi bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,96.
RSI di bawah 50 menandakan suatu aset tengah berada di zona bearish.
Namun dalam waktu dekat potensi kenaikan harga emas masih terbuka. Target kenaikan atau resisten terdekat adalah US$ 1.964/ons. Jika tertembus, maka US$ 1.72/ons bisa menjadi target resisten selanjutnya.
Sedangkan target koreksi atau support terdekat ada di US$ 1.935/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas meluncur turun menuju US$ 1.923/ons.
(aji)