Pada Senin, Srettha mengatakan pinjaman tambahan diperkirakan akan meningkatkan utang publik pemerintah menjadi hanya 64% dari Produk Domestik Bruto, dari 61% saat ini, yang masih di bawah batas hukum yaitu 70%. Tingkat utang publik tidak akan melonjak banyak jika pemberian uang tunai tersebut membantu memperluas pertumbuhan ekonomi, demikian pernyataannya pada hari Senin.
Srettha, seorang mantan pengembang properti yang menjadi perdana menteri, mengatakan pemberian BLT "akan berfungsi sebagai pemicu untuk menghidupkan kembali ekonomi," yang hanya tumbuh rata-rata di bawah 2% dalam dekade terakhir, jauh di bawah tetangga-tetangga Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Pembayaran tersebut juga merupakan janji utama sebelum pemilihan umum dari Partai Pheu Thai yang memimpin pemerintahan koalisi saat ini.
"Pemerintah yakin kita sedang dalam krisis dan ekonomi memerlukan stimulus," kata Srettha. "Jika tidak ada pertumbuhan ekonomi, suatu hari nanti mungkin tidak ada yang ingin berinvestasi di Thailand."
Srettha juga meremehkan perbedaan pendapat dengan gubernur bank sentral, mengatakan bahwa Sethaput sendiri telah menyarankan bahwa peminjaman adalah cara yang lebih baik untuk mendanai rencana tersebut. Mengingat ruang yang tersedia dalam plafon utang.
Partai oposisi utama, Move Forward Party, telah mengkritik rencana peminjaman untuk BLT. Mereka menyatakan hal ini akan melanggar beberapa undang-undang yang ada, membahayakan disiplin fiskal negara, dan membebani negara dengan bunga dan beban utang selama bertahun-tahun ke depan. Partai tersebut juga memperingatkan potensi penurunan peringkat kredit negara.
“Sekarang kita melihat risiko substansial dari defisit yang lebih besar akibat pengurangan pemberian uang yang lebih kecil dari yang diperkirakan dan dekret peminjaman baru yang besar,” tulis analis Nomura Holdings Inc, Charnon Boonnuch dan Euben Paracuelles, dalam sebuah laporan.
"Dekret peminjaman baru juga mendukung pandangan kami tentang risiko yang signifikan bahwa setidaknya satu lembaga pemeringkat kredit akan menurunkan prospek peringkat kredit Thailand menjadi negatif dari stabil yang kami perkirakan akan terwujud pada kuartal pertama," katanya.
(bbn)