Sayangnya, kenaikan BHP tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan pendapatan operator seluler. Secara compounded annual growth rate (CAGR), peningkatan pendapatan industri operator seluler selama periode 2013-2022 hanya tumbuh 5,69%.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tren peningkatan BHP frekuensi yang mencapai 12,1%. Dengan kata lain, hal ini akan membebani keuangan operator dan berdampak pada kemampuan berinvestasi dan kemampuan operasional.
Menurut Merza, ini tidak bisa dibiarkan karena akan mengganggu industri digital dalam negeri yang tengah berkembang. Adapun operator memang telah melakukan berbagai upaya dan efisiensi guna meningkatkan pendapatan dan menurunkan beban operasional.
Namun tidak bisa dipungkiri, keputusan dari tarif BPH atau regulatory price berada di tangan pemerintah.
“Kami tidak mampu efisiensi tanpa bantuan pemerintah, regulatory price. Kita lakukan kajian dan sampaikan ke pemerintah dan presiden bahwa ada situasi yang harus ditangani agar biaya yang signifikan bisa diturunkan dan membantu menciptakan industri,” ujarnya.
Apalagi, operator harus tetap tumbuh untuk menjawab permintaan trafik yang meningkat secara signifikan.
Secara CAGR, pertumbuhan trafik data industri seluler mencapai 80,7% pada 2013-2022. Namun, pertumbuhan tersebut tidak berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan operator.
Hal ini dikarenakan harga trafik data per Gigabyte (GB) telah mengalami penurunan signifikan sebesar 32% sehingga menyebabkan Pendapatan rata-rata per pelanggan (Average Revenue Per User/ARPU) seluler saat ini masih sangat rendah. Berdasarkan catatan ATSI ARPU selular berada pada kisaran Rp38 ribu.
“Makanya kenapa (BHP tinggi) tidak boleh dibiarkan karena lama-lama kemampuan operator untuk berinvestasi menjadi turun. Di sisi lain traffic naik bukan main,” ungkap dia.
“Saya yakin kuota 5GB per bulan (dipakai) dua hari doang. Rata-rata pemakaian per user hari ini meningkat pesat dibandingkan lima tahun yang lalu. Saya nggak tahu di tempat lain tapi naik kira-kira sekitar tiga kali lipat dari tahun ke tahun, tapi revenue cuma naik sedikit,” pungkas Merza.
(dov/wep)