Logo Bloomberg Technoz

"Kenapa dipaksakan harus ada ABT? dialihkan saja pada aktivitas tahun 2024. 1,5 bulan lagi, apakah dengan ini bisa dijalankan?," ujar Anggota Komisi IV Fraksi PDIP, Sutrisno.

Menanggapi hal tersebut, Amran mengatakan pertanyaan serupa sebelumnya juga pernah dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.  

Menurut Amran, Kementan harus mengajukan ABT untuk percepatan peningkatan produksi padi dan jagung tahun anggaran 2023. Sebab, fenomena iklim el-nino disebut tidak mengenal waktu, sehingga percepatan harus dilakukan sedini mungkin. 

Pengusulan ABT ini, kata dia, juga sebagai upaya memberikan kepastian kepada para mitra atau tender mengenai pembiayaan. Amran mengatakan sebelumnya terdapat tender yang telah menyediakan bibit namun tidak jadi dibeli oleh pemerintah karena anggaran yang dicoret. 

“Bangkrut lah mereka. Jadi ada kepastian. Saya katakan, mau dibayar 2023 atau 2024 gak soal, yang penting kami diizinkan tanda tangan kontrak Rp5,8 triliun,” ujar Amran. 

“Kita yang mengikuti alam bukan alam menyesuaikan (kita). Agak lucu dikit, tikus gak pernah mengatakan tunggu dulu loh lagi raker nih Komisi IV, kita menyesuaikan,” lanjutnya. 

Fenomena El-Nino

Menurut Amran, anggaran ini dibutuhkan karena fenomena el-nino pada periode ini termasuk yang paling parah. Bahkan, Amran menggambarkan kondisi el-nino saat ini adalah ‘gorila el-nino’ yang merupakan el-nino terbesar dan diprediksi akan terjadi hingga Februari 2024. 

Di lain sisi, kondisi itu juga semakin diperparah karena 22 negara telah melakukan pembatasan ekspor beras, salah satunya India. Padahal, kata Amran, India telah membuka peluang agar Indonesia bisa mendapatkan impor dari negara tersebut namun hingga sekarang belum ada kepastian.    

Amran mengatakan usulan ini sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam rapat terbatas. 

Sejumlah anggota Komisi IV juga menyoroti kinerja Kementerian Pertanian yang hingga saat ini baru menyerap anggaran sebesar 63%. Aspek lainnya yang disoroti adalah rencana pemerintah yang juga merencanakan impor beras hingga 3,5 juta ton hingga tahun depan.

"Apakah impor 3,5 juta ton beras bisa membuat beras di pasar saat ini menjadi lebih murah?," ujar Anggota Komisi IV Fraksi NasDem Abdullah Tuasikal.

Seperti diketahui, realisasi anggaran pada 2023 baru mencapai 63,7% dari pagu anggaran sebesar Rp14,8 triliun. 

Adapun Kementan di tahun 2024 menetapkan anggaran sebesar Rp14,73 triliun untuk memenuhi target produksi. Melalui anggaran tersebut, tahun depan Kementan menetapkan target produksi pangan yaitu padi naik jadi 55,42 juta ton, cabai 3 juta ton, jagung (KA 27%) sebesar 23,34 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, kedelai 340 ribu ton, bawang putih 45,91 ribu ton, tebu 39,45 juta ton, dan daging ayam 4 juta ton. 

Sementara itu, catatan realisasi produksi pangan selama 2023 adalah padi terealisasi 53,63 juta ton (98,40%) dari target 54,50 juta ton, jagung (kadar air/KA 14%) terealisasi 14,46 juta ton (101,26%) dari target 14,28 juta ton, kedelai terealisasi 0,34 juta ton (91,89%), bawang merah terealisasi 1,57 juta ton (94,01%) dari target 1,67 juta ton, aneka cabai terealisasi 2,28 juta ton (77,82%) dari target 2,93 juta ton. 

Selain itu untuk tebu terealisasi 30,30 juta ton (81,56%) dari target 37,16 juta ton, daging ayam terealisasi 0,07 juta ton (87,5%) dari target 0,08 juta ton, daging ayam pedaging terealisasi 2,97 juta ton (82,27%) dari target 3,61 juta ton, dan telur terealisasi 5,69 juta ton (89,33%) dari target 6,37 juta ton.

(dov/ain)

No more pages