Logo Bloomberg Technoz

Grab, yang menjadi pemain duopoli bersama Gojek, telah mencapai level profitabilitas dengan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) positif pada Kuartal III-2023. Grab mencatatkan adjusted EBITDA sebesar US$29 juta atau sekitar Rp499,5 miliar (kurs US$1 = Rp15.500) pada kuartal III-2023, berbalik dari minus US$161 juta dari kuartal yang sama tahun sebelumnya (QoQ). Dalam kinerja sembilan bulan adjusted EBITDA GRAB tercatat masih minus US$57 juta, namun sudah turun jauh secara yoy yang tercatat US$682 juta.

Grab memangkas seluruh biaya dan beban, misal pos administrasi dan umum turun 12,66% menjadi US$131 juta, sementara research and development turun 14,64% menjadi US$99 juta. Biaya sales dan marketing terlihat meningkat di kuartal III, namun cenderung flat di 9 bulan, yakni sebesar US$209 juta.

Sementara itu, Gojek yang merupakan lini bisnis on demand service (ODS) dari GOTO memimpin perbaikan profitabilitas pada grup. Lini ODS mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp48 miliar pada kuartal III-2023, membaik 95% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Bila mengesampingkan corporated cost yang dialokasikan sebesar Rp65 miliar, Gojek sebenarnya sudah mencapai level profit Rp17 miliar.

Lini ODS mencatatkan pendapatan bruto Rp3,01 triliun pada kuartal III-2023, relatif flat secara yoy, di tengah efisiensi ketat yang dilakukan. Efisiensi yang dilakukan berhasil menurunkan recurring belanja operasional sebesar 24% menjadi Rp658 miliar.

CEO GOTO Patrick Walujo optimistis dua lini usaha on demand services (ODS) dan e-commerce akan mencapai level profitable pada kuartal IV-2023.

"Yang bisa kami sampaikan e-commerce dan ODS (on demand services) akan profitable pada kuartal IV-2023. Namun berapa profitnya itu yang akan kita adjust setiap hari karena profit yang kami raih akan kami reinvest lagi agar terus bisa bersaing," ujar Patrick Walujo pekan lalu.

Patrick mengatakan pada dasarnya tidak sulit untuk mencapai level adjusted EBITDA positif. Cukup dengan menghentikan semua promosi yang ada di Gojek dan Tokopedia maka GOTO sudah langsung masuk ke level profitable.

"Tapi apa yang kemudian terjadi? Kompetitor kami akan pesta pora karena semua customer akan pindah," ujar Patrick.

Patrick yang dikenal sebagai sebagai pendiri Northstar Group secara tegas mengatakan bahwa GOTO sudah mencapai tahapan kinerja keuangan yang sudah aman karena tidak ada lagi risiko kehilangan uang melalui bakar uang.

"Kami ingin bisa impas namun bisa terus bersaing, kami tidak ingin mengikuti jekan rekan-rekan kami yang sudah almarhum di bidang e-commerce," ujarnya.

Namun dia mengakui GOTO tetap memiliki risiko yakni profit yang diraih lewat lini bisnis ODS dan e-commerce belum bisa menutupi investasi di lini bisnis lainnya, yakni GoTo Financial dan GoTo Logistik serta biaya operasional GOTO secara korporasi.

(dba)

No more pages