Bloomberg Technoz, Jakarta - Dua operator seluler Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dikabarkan akan merger. Pembicaraan mulai kembali terjadi pada awal September hingga isu ini terus menghangat sepanjang minggu kemarin.
Pada periode mingguan pula saham FREN mencatatkan kenaikan 4% ke posisi Rp52/saham. Saham milik grup usaha Sinarmas ini bahkan sempat mencatat posisi tertinggi di Rp56/saham pada tanggal 9 November.
Namun jika membandingkan data bulanan, FREN justru mencatatkan penurunan 7,14% dimana pada 12 Oktober lalu saham masih bertengger pada posisi Rp56/saham.
Saham XL Axiata justru mencatatkan kenaikan tinggi sebesar 8,29% pada periode migguan yang berakhir Jumat (10/11/2023). Dalam harga penutupan terakhir EXCL berada pada Rp2.220/saham. Kenaikan mingguan ini menjadi kali perdana setelah tiga pekan berturut-turut melemah.
Namun pada data perdagangan bulanan saham operator milik Axiata Malaysia itu sejatinya masih melemah 2,21% dibandingkan posisi lalu di Rp2.270.
Saat Bloomberg News melaporkan potensi merger keduanya, 5 Oktober, saham Smartfren mengalami lonjakan hampir 25% dengan nilai perusahaan sekitar US$1,3 miliar . Pun demikian dengan saham XL yang naik 1% dengan nilai US$2,1 miliar.
Dalam konformasi awal CEO Smartfren Merza Fachys menegaskan pihaknya hanya bisa menunggu dan melihat perkembangan. Sementara Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O. Basir saat dikonfirmasi, menyampaikan wacana merger usaha menjadi ranah pemegang saham.
Kedua perusahaan selanjut menyampaikan pernyataan resmi baru, bahwa sangat mungkin terjadi adanya konsolidasi antara pelaku industri. Apalagi dalam upaya mewujudkan efisiensi bisnis dan memberi nilai tambah bagi pemegang saham.
Sebagai gambaran, saham mayoritas XL Axiata dipegang oleh Axiata Investment Sdn Bhd yang berkedudukan di Malaysia. Dalam catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), Axiata Investment menggenggam 66,2% dari total saham EXCL. Publik menjadi pemilik kedua paling besar dengan persentase 33%.
Sementara Smartfren Telecom saham mayoritas non publik dimiliki oleh PT Global Nusa Data sebanyak 23,8%, disusul PT Wahana Inti Nusantara (14,5%). Dalam laporan keuangan kuartal II-2023, Smartfren menyatakan perusahaan dan anak usaha di bawahnya menjadi bagian dari kelompok bisnis Sinarmas Grup, diwakili oleh PT Gerbang mas Tunggal Sejahtera.
(wep)