Logo Bloomberg Technoz

Data Inflasi AS Mendebarkan Pasar, Penentu Nasib Rupiah

Ruisa Khoiriyah
13 November 2023 10:35

Pekerja ritel di Amerika Serikat (Sumber: Bloomberg)
Pekerja ritel di Amerika Serikat (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan ini akan menjadi pekan yang menentukan bagi pelaku pasar, juga bagi nasib nilai tukar rupiah yang masih 'tersandera' ketidakpastian eksternal terkait arah bunga acuan global.

Amerika Serikat (AS) akan merilis data inflasi Oktober pada hari Selasa (14/11/2023) malam waktu setempat di mana konsensus ekonom memperkirakan Negeri Paman Sam itu akan mencatat inflasi 3,3% year-on-year (yoy), turun dari angka inflasi September 3,7%.

Sementara secara bulanan, inflasi Amerika pada bulan lalu diperkirakan 0,1%, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 0,4% month-to-month (mom). Konsensus pasar juga memperkirakan, inflasi inti AS akan bergeming di angka 4,1% yoy dan 0,3% mom. 

Data inflasi ini menjadi sangat pivotal menentukan stance lanjutan kebijakan Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, setelah dalam pernyataan pekan lalu, Chairman The Fed Jerome Powell telah membuyarkan euforia pasar. 

Apabila inflasi AS terlihat mulai melandai dalam tren meyakinkan, optimisme pasar bisa kembali bangkit. Pamor aset emerging market seperti rupiah juga akan kembali terkerek naik. Sebaliknya, bila data inflasi AS lebih tinggi dan lebih keras kepala ketimbang perkiraan, pelaku pasar bersiap menghadapi gelombang jual lebih besar dari pekan lalu.

Inflasi inti yang 'bandel'