Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, yaitu data Sakernas Agustus 2023, sedikitnya ada 17,2 juta rakyat Indonesia yang berstatus pengangguran dan setengah pengangguran saat ini yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan saat ini masih mencari pekerjaan tambahan atau pekerjaan baru.
Angka itu meningkat dibanding Agustus 2022 di mana baru 16,69 juta orang yang berstatus pengangguran dan setengah pengangguran. Angka terbaru Agustus itu juga jauh lebih tinggi dibanding masa sebelum pandemi yang di kisaran 15,18 juta orang.
Pada saat yang sama, sektor informal juga semakin mendominasi dengan jumlah pekerja di sektor informal mencapai 82,66 juta orang. Tingginya angka pengangguran, setengah penganggur dan masih dominan jumlah pekerja di sektor informal bisa dibaca sebagai indikasi kualitas lapangan kerja yang masih rendah di Indonesia.
Sektoral regional
Anies juga membeberkan, visi pembangunan dan pemerataan kemakmuran yang ia usung bila kelak menjadi presiden tidak melulu simetris, melainkan akan disesuaikan dengan karakteristik wilayah. "Kita memadukan pendekatan sektoral regional," katanya.
Contohnya adalah pendekatan untuk Jawa, yang sejauh ini menjadi yang terbesar menikmati kue pembangunan, akan berbeda dengan daerah lain yang belum maksimal pembangunannya.
"Jawa bicara pengembangan pusat bisnis berskala global, tidak bisa di tempat lain. Sulawesi beda lagi, hub logistik Indonesia Timur, pariwisata berbasis laut dan banyak hasil komoditas. Jadi produk-produk kopi, coklat, harus ada industrialisasi, jadi produk jadi. Nanti, Maluku juga beda lagi ada hilirisasi sektor kelautan. Kalimantan jadi lumbung energi atau industri terbarukan. Bali dan Nusa Tenggara jelas pariwisata, lalu Papua ketahanan, industri berbasis ramah lingkungan, dan lain-lain," jelas Anies.
Pasangan Anies-Cak Imin yang diusung oleh Koalisi Perubahan sejauh ini masih menduduki urutan buncit dari berbagai hasil survei lembaga penyigi. Akan tetapi, terlihat mulai dari kenaikan yang konsisten. Hasil survei terakhir yang dirilis oleh lembaga survei dunia asal Prancis, Ipsos Public Affair, yang berlangsung pada 17-19 Oktober 2023, menyebut, elektabilitas pasangan dengan akronim AMIN itu berada di angka 28,91%.
Angka itu tidak berbeda jauh dengan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dari Koalisi Indonesia Maju sebesar 31,31%, sementara pasangan yang diusung PDI Perjuangan yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki elektabilitas 31,98%.
Adapun berdasarkan hasil survei lembaga lokal, angka elektabilitas AMIN cenderung lebih kecil. Hasil survei Poltracking, misalnya, mencatat Prabowo Subianto-Gibran memiliki elektabilitas 40,2%, lalu Ganjar-Mahfud MD sebesar 30,1%, sedangkan Anies-Muhaimin sebesar 24,4%.
Indikator Politik Indonesia juga menempatkan Prabowo-Gibran di posisi pertama dengan mengantongi 36,1%. Sementara Ganjar-Mahfud MD pada 33,7%; dan Anies-Muhaimin sebesar 23,7%.
Charta Politika menjadi satu-satunya lembaga survei yang menempatkan Ganjar-Mahfud MD lebih unggul dari Prabowo-Gibran. Dalam sigi terbarunya, Ganjar-Mahfud MD memiliki tingkat elektabilitas hingga 36,8%.
Pasangan Prabowo-Gibran berada di urutan kedua dengan 34,%. Sementara Anies-Muhaimin tetap berada pada posisi terakhir dengan selisih cukup jauh yaitu 24,3%.
(rui)