Logo Bloomberg Technoz

Jatuh Bangun Penjual Warteg Hadapi Harga Cabai Jebol Rp80 ribu

Dovana Hasiana
12 November 2023 08:00

Penjual makan di jaringan warung tegal menghadapi tekanan harga cabai yang makin pedas (Dimas Ardian/Bloomberg)
Penjual makan di jaringan warung tegal menghadapi tekanan harga cabai yang makin pedas (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga cabai makin pedas dan semakin mendekati level rekor. Kenaikan harga cabai setiap jelang musim penghujan seperti saat ini setelah melewati kemarau yang panjang, seolah menjadi lagu lama yang terus berulang tanpa solusi.

Para pedagang dan penjual kecil di sektor makanan, seperti para pebisnis jaringan warung tegal (warteg) harus memutar otak dan siasat agar kenaikan bahan makanan seperti cabai yang sudah naik dua kali lipat tahun ini, tidak menciderai penjualan mereka. 

Sebagai jaringan warung makan dengan sasaran kelas bawah yang cukup sensitif dengan harga, kenaikan biaya produksi akibat harga bahan makanan yang melesat, tidak bisa serta merta direspon dengan menaikkan harga jual pada para konsumen atau pembeli di warteg.

“Kenaikan harga cabai membuat warteg harus lebih bijak dalam menghitung dan mengelola penggunaan cabai dalam pembuatan sambal,” ujar Ketua Komunitas Warteg Nusantara, Mukroni, kepada Bloomberg Technoz, beberapa waktu lalu.

Kenaikan harga cabai sejauh ini masih tak terbendung. Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Bank Indonesia, yang dipantau pada Minggu (12/11/2023), harga cabai merah keriting naik 12,3% sehari setara Rp7.200 menjadi Rp65.750 per kilogram. Sementara cabai merah besar naik 18% jadi Rp58.550 per kilogram, disusul cabai rawit merah naik jadi Rp78.100 dan cabai rawit hijau naik ke Rp60.600 per kilogram.