Logo Bloomberg Technoz

Ada beberap faktor yang mendorong laju pertumbuhan penjualan sepeda motor tahun ini, menurut pelaku industri. Di antaranya adalah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang stabil di kisaran 5%-5,5%, disusul inflasi yang sudah melandai, lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih terkelola walau terjadi tren pelemahan. Juga, kehati-hatian perusahaan pembiayaan dalam berekspansi.

Selain itu, Hari mengatakan, pertumbuhan ekonomi berdampak positif terhadap kinerja industri sepeda motor. Alasannya, pertumbuhan ekonomi tersebut selalu diiringi dengan peningkatan mobilitas barang dan jasa. 

“Tentu ini akan memberikan dampak peningkatan pembelian sepeda motor yang merupakan kendaraan paling terjangkau bagi masyarakat pada umumnya. Setiap pertumbuhan ekonomi (juga) selalu diiringi adanya peningkatan pendapatan masyarakat, tentu ini berita baik bagi industri sepeda motor selama kita masih belum bisa memenuhi kebutuhan kendaraan umum yang bisa menggantikannya baik dari sisi cost dan efisiensi waktu,” ujar Hari. 

Di lain sisi, terdapat beberapa faktor-faktor yang tidak menguntungkan bagi industri sepeda motor, di antaranya perlambatan ekonomi dunia dan risiko tantangan pasokan sebagai dampak ketegangan geopolitik yang mendorong biaya material lebih tinggi. 

Kendati demikian, AISI juga tetap optimistis terhadap pertumbuhan penjualan sepeda motor, dimana pada 2024 menargetkan penjualan bisa menyentuh level 6,2-6,5 juta. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh 4,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini di bawah ekspektasi pasar.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, daya beli masyarakat, tetap kuat. Penjualan ritel, penjualan sepeda motor, penjualan semen, serta penyaluran kredit KPR dan KPA tumbuh positif.

(dov/rui)

No more pages