"Bangsa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bangsa Indonesia itu! Bahasa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bahasa Indonesia itu!" Tabrani berteriak dalam kolom Kepentingan koran Hindia Baroe pada 11 Februari 1926. Tabrani kemudian dengan berani memberikan judul Bahasa Indonesia.
Pada saat menjadi Ketua Kongres Pemuda I pada 30 April-2 Mei 1926, Tabrani memiliki pandangan berbeda dengan Yamin. Ia merekomendasikan nama bahasa Indonesia daripada bahasa Melayu.
Disebabkan perbedaan pendapat antara Tabrani dan Yamin, Kongres Pemuda ditunda hingga akhirnya diadakan Kongres Pemuda Indonesia II pada tahun 1928. Kongres Pemuda II melahirkan Sumpah Pemuda, yang merupakan lanjutan dari Kongres Pemuda I.
Yamin menerima pesan pertama dari Kongres Pemuda. Meskipun demikian, ada catatan penting yang menyatakan bahwa nama bahasa Melayu harus diganti dengan nama bahasa Indonesia.
Saat itu, Tabrani dengan keras memperjuangkan agar bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa persatuan pelajar Bumiputera. Ia bahkan dianggap sebagai orang pertama yang memberi nama bahasa Indonesia. Akibatnya, Tabrani disebut sebagai "Bapak Bahasa Indonesia".
Pada 12 Januari 1984, Tabrani meninggal dunia. Jenazah Tabrani dimakamkan di TPU Tanah Kusir, sebuah situs kenangan untuk mengenang jasa-jasa Tabrani dalam memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Selain Tabrani, terdapat lima tokoh lain yang diresmikan menjadi Pahlawan Nasional pada hari ini, yakni Bataha Santiago dari Sulawesi Utara, Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah, KH Abdul Chalim dari Jawa Barat, dan KH Ahmad Hanafiah dari Lampung.
(ros/frg)