Logo Bloomberg Technoz

Pada 1958, dia juga memimpin pembentukan Pergunu; yakni badan otonom NU yang menghimpun dan mengawasi guru, dosen, dan ustaz. 

Pada 1922, dia mulai berangkat ke Surabaya dengan berjalan kaki selama 14 hari untuk menanamkan dan menebalkan nasionalisme. Pada perjalanan ini dia kemudian mengenal KH Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebuireng.

Dia kemudian bergabung dengan KH Abdul Wahab Hasbullah dan mulai mengelola organisasi Nahdlatul Wathan dan Taswirul Afkar. Berkat kepandaian dan kepiawannya, dia berhasil mengembang organisasi tersebut di sejumlah wilayah Jawa Timur seperti Sidoarjo dan Gresik.

Di bawah pengarahan Hasyim Asy’ari, keduanya kemudian mendirikan komite Hijaz yang bertugas mengundang ulama untuk mendirikan organisasi Ulama. 

Abdul Chalim tercatat selalu hadir dalam peristira-peristiwa penting NU. Beberapa di antaranya seperti Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari hingga perang gerilya 10 November 1945 di Surabaya.

Abdul Chalim wafat dan dikebumikan di Leuwimunding pada 12 Juni 1972. Istrinya menemukan Chalim meninggal dunia saat mengantarkan makan siang.

Selain Kiai Abdul Chalim, ada 12 tokoh NU yang telah diberikan gelar pahlawan nasional.

KH Muhammad Hasyim Asy'ari 

Dia merupakan tokoh utama pendiri NU. Pendiri dan pengasuh pertama Pesantren Tebuireng, Jombang tersebut adalah satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya. 
Hasyim ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964. Dia dinilai berjasa dalam penguatan pendidikan pesantren dan aktif melakukan perlawanan terhadap penjajah. 

KH Zainul Arifin 

Nama lengkapnya KH Zainul Arifin Pohan. Dia adalah tokoh NU asal Barus, Sumatra Utara. Keturunan Raja Barus ini aktif di NU sejak muda melalui kader dakwah. 

Zainul Arifin merupakan panglima laskar Hizbullah. Ia pernah menjadi perdana menteri Indonesia dan Ketua DPR-GR. Selain itu, ia juga berjasa menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat. 

Pemerintah menetapkan KH Zainul Arifin sebagai pahlawan nasional pada 4 maret 1963.   

KH Abdul Wahid Hasyim

Dia adalah putra KH Hasyim As'yari. Dia tercatat sebagai salah seorang anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 

Wahid Hasyim menjadi salah seorang anggota perumus dasar negara dalam tim sembilan, termasuk merumuskan butir-butir sila dalam Pancasila. Dia juga pernah menjadi Menteri Agama Presiden Soekarno

Wahid Hasyim ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 6 Agustus 1964

KH Zainal Musthafa

Ulama ini merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya, Jawa Barat dan pernah menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah PBNU. Dia juga salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda.   

Ketika Belanda lengser dan diganti Jepang, Zainal bersama para santrinya mengadakan perang dengan penjajah baru tersebut. Dia mendapat gelar pahlawan nasional pada November 1972.

KH Idham Chalid

Ulama ini pernah tercatat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Dia juga menjabat Ketua MPR dan Ketua DPR. 

Sebelum aktif berpolitik dan duduk di kursi parlemen dan kementerian, dia merupakan seorang pejuang kemerdekaan dari tanah kelahirannya di Kalimantan Selatan. Dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2011.

KH Abdul Wahab Chasbullah

Dia adalah tokoh penggerak perjuangan kemerdekaan melalui pendidikan dan sejumlah wadah organisasi. Dia dikenal sebagai pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar, dan Nahdlatut Tujjar.   

Dia mendapatkan gelar pahlawan pada 8 November 2014.   

KH As'ad Syamsul Arifin

Ulama ini juga salah seorang kiai yag turut berperang melawan penjajah. Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo tersebut menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember, maupun Bondowoso. 

Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.   Selepas kemerdekaan, dia tetap aktif menjadi penggerak ekonomi-sosial masyarakat

Dia berperan menjelaskan kedudukan Pancasila yang tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman. Dia mendapat anugerah pahlawan pada 9 November 2016.  

KH Syam'un 

Pengurus NU di Serang, Banten ini pernah menjadi perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Ia juga pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor pada 1943.    

Pada 1944, Kiai Syam’un dilantik sebagai Komandan Batalion PETA berpangkat mayor. Ia memimpin 567-600 orang pasukan. Saat TKR dibentuk 5 Oktober 1945, pangkatnya naik menjadi kolonel, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin 10.000 orang pasukan.   

Pada 1948, ia naik pangkat menjadi brigadir jenderal dan memimpin gerilya di wilayah Banten hingga akhir hayat. Dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2018.   

KH Masjkur

Ulama ini pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia turut berkontribusi dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.   

Dia juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa. Dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden pada 8 November 2019.   

Andi Mappanyukki 

Raja Bone ini turut membidani lahirnya NU Sulawesi Selatan. Ia juga terlibat dalam perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang 1945-1949. Dia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 5 November 2004.

Andi Djemma

Raja Luwu ini juga pendiri NU Sulawesi Selatan yang berjuang melawan penjajah Belanda 1946-1948. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 2002.

Usmar Ismail

Pria asal Minang, Sumatra Barat ini dikenal sebagai seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia.   Dia adalah pendiri Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU bersama Djamaluddin Malik dan Asrul sani.   

Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia sehingga dijuluki Bapak Film Indonesia. Usmar Ismail pun pernah mengemban amanah sebagai Ketua I PBNU 1964-1970 selain juga aktif di DPR.   

Dia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 5 November 2021.

(ros/frg)

No more pages