"Kami yakin ini baru permulaan, dan memprediksi bakal lebih banyak lagi perpanjangan utang, restrukturisasi, dan gagal bayar," kata Xavier Jean, analis di S&P Global Ratings. "Kami juga mengamati efek penularan" yang dapat menjangkit ke perusahaan di luar sektor konstruksi, katanya.
Krisis properti Vietnam dimulai tahun lalu setelah pejabat mengeluarkan tindakan keras terhadap penerbitan obligasi korporasi menyusul tuduhan kegiatan ilegal, yang memicu serangkaian tindakan untuk memperbaiki pasar properti.
Itu termasuk penangkapan pejabat tingkat tinggi, inspeksi pialang terkait dengan penerbitan yang dibatalkan dan perombakan industri obligasi.
Perusahaan real estat memiliki 130 triliun dong obligasi yang jatuh tempo tahun ini, menurut publikasi kementerian perdagangan pekan lalu mengutip perkiraan oleh Asosiasi Real Estat Kota Ho Chi Minh.
Sebelum pengumuman terbaru Novaland, rekan industri Tan Hoang Minh Group, Van Thinh Phat Holdings Group dan Sunshine Group, juga telah berusaha untuk memperpanjang tenggat pembayaran obligasi, menurut data Bursa Efek Hanoi.
Saham Novaland turun sebanyak 4,2% Kamis pagi, setelah anjlok 6,6% sehari sebelumnya.
"Apa yang akan terjadi selanjutnya - dan apakah penularan cross default akan terjadi atau tidak - akan tetap menjadi perhatian besar pasar saat ini," menurut catatan investor oleh SSI Securities Corp. Rabu.
“Hal yang harus dilakukan saat ini adalah emiten mengadakan pertemuan pemegang obligasi untuk membahas solusi, termasuk penebusan, jaminan lebih lanjut, atau pengabaian default.”
(bbn)