Israel memulai serangan udara di Gaza, setelah kelompok Hamas yang dikabarkan didukung Iran itu menyerbu area komunitas-komunitas sisi Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.400 orang.
Sejak itu, Israel memulai serangan darat. Target Israel menghancurkan Hamas. Lebih dari 10.000 orang telah tewas di Gaza sejak konflik dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Yaron menekankan bahwa Israel memasuki perang dengan pijakan fiskal yang kuat, dengan rasio utang terhadap PDB di bawah 60%. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa rasio ini akan turun lebih jauh menjadi sekitar 55% pada tahun 2025.
Pada Kamis malam, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan bahwa anggaran negara untuk tahun fiskal ini akan meningkat 35 miliar shekel (sekitar US$9 miliar) dari proyeksi awal. Sebagian besar dari peningkatan itu, sekitar 63%, akan digunakan untuk belanja militer, katanya.
Yaron berbicara dalam sebuah panel bersama Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell, Wakil Direktur Pelaksana I IMF Gita Gopinath dan ekonom Universitas Harvard Kenneth Rogoff di sebuah konferensi.
Bank sentral Israel telah memangkas proyeksi ekonominya sejak perang dengan Hamas dimulai lebih dari sebulan yang lalu. Lewat pertemuan suku bunga terakhirnya pada 23 Oktober, bank ini mengatakan bahwa PDB tetap akan naik 2,3% pada 2023 dan 2,8% pada 2024, namun angkutnya menurun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3% untuk kedua tahun tersebut.
Kurs Shekel Tetap Stabil
Bank of Israel juga mempertahankan suku bunga utamanya pada 4,75%, menghindari pemangkasan sebagai upaya membantu shekel. Mata uang ini, serta saham dan obligasi Israel, terperosok usai perang meletus, namun telah pulih dalam 10 hari terakhir. Shekel kini telah menutup semua kerugiannya.
Hal ini sebagian karena dukungan bank sentral menjual lebih dari US$8 miliar cadangan devisa di bulan Oktober— dan juga karena meningkatnya optimisme di antara para trader bahwa perang di Gaza akan terkendali.
Yaron mengatakan bahwa langkah bank sentral sejauh ini telah mengurangi fluktuasi pada shekel dan telah menyediakan likuiditas dan stabilitas pada pasar keuangan.
“Serangkaian upaya kebijakan yang diambil oleh bank pada bulan lalu menunjukkan kemandirian yang cukup dan diperlukan yang dinikmati oleh bank dan bahwa bank memiliki seperangkat alat moneter yang memadai yang dapat memastikan stabilitas keuangan,” kata Yaron.
(bbn)