Logo Bloomberg Technoz

Penjelasan TKN soal Prabowo Sebut Ada Menteri Neolib di Kabinet

Ezra Sihite
10 November 2023 21:00

Presiden Jokowi bersalaman dengan Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). (BPMI Setpres/Lukas)
Presiden Jokowi bersalaman dengan Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). (BPMI Setpres/Lukas)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menjelaskan soal ucapan bakal calon Presiden Prabowo Subianto yang menyebut ada menteri-menteri yang beraliran pemikiran Neo-Liberalisme atau neolib di Kabinet Indonesia Maju. Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Budiman Sudjatmiko mengatakan, dalam hal ini Prabowo tidak ingin menyerang pribadi atau sesama menteri. 

Tak bisa dipungkiri kata dia, memang masih ada menteri dan pejabat yang berpikiran neolib yang pendekatan kebijakannya cenderung lebih suka membeli sesuatu dibandingkan membuat sesuatu dengan alasan lebih mahal. Padahal kemandirian harus terjadi melalui kebijakan hilirisasi dan industrialiasi.

"Ya kan Beliau tidak menyebut nama, kan tidak menyebut nama, kalau menyebut nama ya (tidak etis). Pak Prabowo ingin mengingatkan ada national interest 'kepentingan nasional' yang lebih tinggi, ini yang perlu diingatkan," kata Budiman Sudjatmiko kepada Bloomberg Technoz, Jumat malam (10/11/2023).

Pertemuan Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko di Jakarta (Twitter Andre Rosiade)

Pernyataan Prabowo kata dia, tidak lepas dari situasi ekonomi dan geopolitik global pada saat ini. Banyak negara yang tadinya menjadi negara paling penganut pasar bebas ternyata tak konsisten  dan malah melakukan pelarangan terhadap perdagangan dari negara lain.

Inkonsistensi itu antara lain ditunjukkan oleh Amerika Serikat yang memblokir perdagangan cip dari China. Kondisi ini kata Budiman menjadi alasan mengapa Indonesia tak boleh mengandalkan ekonomi bebas. Kepentingan nasional harus diutamakan dan kemandirian harus dimulai sehingga tak tergantung dengan pihak lain.