“PT Vale mengeluarkan sekitar US$ 218,8 juta untuk belanja modal pada 2022, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada 2021 sebesar US$ 180,7 juta terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada 2022. Pengeluaran utama kami adalah untuk proyek Pembangunan Kembali Tanur 4,” jelasnya.
Pada pos jumlah aset, INCO berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 7,5% menjadi US$ 2,65 miliar. Lebih lanjut, pada pos kas dan setara kas juga meningkat. Per 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar US$ 634 juta dan US$ 508 juta didukung oleh meningkatnya angka pendapatan yang diterima pada 2022.
Secara lebih detail, pendapatan untuk kinerja 2022 terdiri dari penjualan kepada Vale Canada Limited (VCL) sebesar US$ 953,2 juta, dan penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd. (SMM) sebesar US$ 226,2 juta. Angka pendapatan ini bertumbuh dengan masing-masing mencatatkan 25%, dan 18% secara tahunan. Keduanya merupakan Perseroan yang berkedudukan di Luar Negeri dengan status Perseroan Asing yang juga sebagai pemegang saham INCO.
Sekadar informasi, hingga Februari 2023 ini. Saham INCO masih digenggam secara mayoritas oleh Pemodal Asing, sedangkan Holding BUMN Tambang MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mencatatkan sebesar 20%. Sementara itu, Pemodal Asing yang tercatat adalah Vale Canada Limited (VCL) sebesar 43,79% dan Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd. (SMM) Sebesar 15,03%, dan untuk publik sebesar 21,18%.
(fad/wep)