Inflasi inti adalah keranjang yang berisi barang dan jasa yang harganya persisten, susah naik-turun. Jadi kalau harga yang ‘bandel’ saja sampai melambat, maka artinya dunia usaha harus menurunkan harga jual agar barang dan jasa laku. Ini menjadi sinyal terjadi penurunan daya beli.
“Inflasi inti sudah beberapa waktu berada di bawah inflasi umum. Terdapat penurunan andil inflasi yang tajam untuk sejumlah barang dan jasa seperti mobil, rumah (dan sewa rumah), serta upah pekerja rumah tangga,” tulis Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, dalam risetnya.
Daya Beli Bermasalah
Bank Indonesia (BI) dalam Survei Konsumen periode Oktober menyebutkan, Indeks Keyakinan Konsumen memang naik ke 124,3 dibandingkan September yang 121,7. Namun, di kelompok dengan pengeluaran Rp 4,1-5 juta (yang notabene kelas menengah), IKK turun dari 130 menjadi 128,1.
Sedangkan sub-indeks pembelian barang tahan lama (durable goods) justru turun di hampir seluruh kelompok pengeluaran. Paling dalam dialami kelompok dengan pengeluaran Rp 1-2 juta (kelas bawah) yang terpangkas 3,8 poin pada Oktober dibandingkan September.
"Problemnya pada daya beli/konsumsi masyarakat bawah. Masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta saat ini punya problem daya beli. Kelas bawah yang elastis dan sensitif terhadap harga punya problem daya beli yang tertahan," tegas Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif INDEF.
Sepertinya daya beli masyarakat sedang terpukul akibat tingginya harga kebutuhan pokok, terutama beras. Saat harga beras makin mahal, maka pengeluaran untuk kebutuhan lain terpaksa direm dulu, terutama untuk masyarakat miskin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga Gabah Kering Panen (GKP) pada Oktober naik 5,16% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Secara yoy, terjadi lonjakan 27,95%.
"Untuk GKG (Gabah Kering Giling), harga naik 4,29% mtm dan 30,77% yoy," ungkap Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Masuk ke penggilingan, harga beras naik 3,31% mtm dan 29,24% yoy. Lalu di tingkat grosir, harga naik 2,13% mtm dan 21,64% mtm.
"Di tingkat eceran, harga beras naik 1,72% mtm dan 19,12% yoy. Jadi peningkatan tertinggi terjadi di penggilingan," kata Pudji.
(aji)