Meskipun kerugian tersebut lebih kecil dari kemerosotan ¥1,02 triliun setahun lalu, hal ini menimbulkan keraguan atas klaim SoftBank bahwa masa-masa terburuk telah berakhir untuk Vision Fund. Perusahaan diketahui telah menyalurkan lebih dari US$140 miliar ke dalam ratusan perusahaan startup yang merugi di seluruh dunia.
Hanya ada sedikit visibilitas ke dalam kinerja sebagian besar perusahaan portofolio Vision Fund yang tidak terdaftar.
“Sulit untuk bersikap optimistis, karena ada sedikit ketidakpastian tentang bagaimana hal-hal akan berkembang dalam waktu dekat,” kata Tomoaki Kawasaki, seorang analis senior di Iwai Cosmo Securities Co.
“Meski demikian, fokus saat ini tertuju pada bagaimana dan apakah investasi SoftBank di perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan AI [artificial intelligence/kecerdasan buatan] akan meningkatkan nilai pemegang saham dan nilai aset bersih.”
Kerugian Vision Fund dan hantaman dari pelemahan yen berkontribusi pada kerugian bersih grup sebesar ¥931,1 miliar, turun dari keuntungan ¥3,03 triliun tahun lalu—ketika SoftBank menguangkan sahamnya di Alibaba Group Holding Ltd.
Para analis rata-rata memperkirakan laba bersih grup sebesar ¥203,4 miliar
SoftBank mencoba untuk mendapatkan kembali pijakannya setelah unit Vision Fund kehilangan dana US$53 miliar dalam dua tahun terakhir karena kinerja startup.
Penawaran umum perdana senilai US$4,9 miliar dari Arm Holdings Plc telah memberi SoftBank modal untuk mengejar kesepakatan.
Lewat pendirinya, Son telah membuat serangkaian taruhan pada tahun ini di teknologi otonom, terutama bidang transportasi dan logistik, termasuk investasi di startup truk otonom Stack AV. Stack AV adalah usaha patungan pergudangan yang menggunakan AI dengan Symbotic Inc. dan investasi lanjutan di perusahaan portofolio Vision Fund dan pembuat perangkat software navigasi Mapbox Inc.
“Terdapat risiko bahwa FOMO pada AI generatif mendorong narasi,” kata analis Astris Advisory, Kirk Boodry, dalam sebuah catatan kepada para investor sebelum pengumuman tersebut.
“Jelas jika Masa tertarik pada sesuatu, maka SoftBank akan melakukan investasi, meninggalkan perdebatan atas pembatas dan/atau pendekatan yang lebih konservatif secara akademis.”
Saat SoftBank menginvestasikan miliaran dolar di perusahaan startup, tetapi tidak menguntungkan mulai 2017. Hal ini meningkatkan valuasi di seluruh dunia sebelum mereka tertekan oleh tindakan keras teknologi China mulai 2020 dan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS tahun lalu.
Perusahaan telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencatatkan kerugian sambil membatasi investasi barunya.
SoftBank berinvestasi langsung dalam kesepakatan baru-baru ini, lewat Vision Fund, meskipun dana sepenuhnya masih bersumber dari grup. Untuk sebuah keputusan investasi, Vision Fund harus mendapatkan persetujuan komite investasi.
Pada akhir September, SoftBank Group memiliki sekitar 110 perusahaan di portofolionya, termasuk Alibaba, T-Mobile US Inc, dan Deutsche Telekom AG.
Sebelum hasil yang dicatat SoftBank, unit cip Arm memberikan perkiraan penjualan yang mengecewakan. Hal yang didorong oleh kemerosotan pasar smartphone dan ketidakpastian mengenai perjanjian lisensi. Ini mengakibatkan saham Arm turun hingga di bawah harga IPO pada bulan September sebesar US$51/saham.
(bbn)