Honda, bersama dengan pembuat mobil non-China lainnya, telah mengalami penurunan tajam dalam penjualan di China, yang merupakan pasar otomotif terbesar dunia.
Penjualan unit di negara itu selama paruh pertama fiskal April-September turun 12%, dibandingkan dengan kenaikan 49% di Amerika Serikat (AS), di mana permintaan kuat.
Honda mengatakan dalam sebuah presentasi, "Lingkungan yang menantang di China diperkirakan akan berlanjut."
"Meskipun hasil kuartal kedua dan revisi ke atas untuk tahun penuh tidak boleh dianggap negatif, ini mungkin dianggap kurang memuaskan," kata analis senior Bloomberg Intelligence Tatsuo Yoshida.
Pabrikan mobil itu sekarang memperkiraan penjualan sebesar 20 triliun yen untuk tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 18,2 triliun.
Untuk kuartal hingga September, laba operasional adalah 302 miliar yen, di bawah proyeksi rata-rata analis yang 350 miliar yen.
Pendapatan sesuai dengan perkiraan pada sekitar 5 triliun yen.
Produsen mobil asal Jepang itu berencana merebut kembali penjualan di China dengan meluncurkan empat model EV baru di negara itu mulai tahun 2024, kata Wakil Presiden Eksekutif Shinji Aoyama dalam sebuah pengarahan.
Sedangkan untuk rencana Honda mengembangkan mobil listrik terjangkau bersama dengan General Motors, Aoyama mengatakan perusahaan akan mengimbanginya dengan meluncurkan model EV baru di AS dan Jepang mulai tahun 2025.
Pada Agustus, Honda meluncurkan dua model mobil listrik sepenuhnya di bawah merek Acura, ZDX dan ZDX Type S, yang akan mulai dijual di Amerika Utara awal tahun depan.
(bbn)