Bloomberg Technoz, Jakarta – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan kerja sama riset dengan Hyundai Motor Corporations untuk menggelar layanan taksi terbang atau sky taxi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kerja sama yang dilakukan masih sebatas pengembangan riset dan konsep-konsep dari taksi terbang. Kendati demikian, Bambang mengatakan hal ini penting untuk dilakukan supaya terdapat landasan riset yang sesuai, sehingga tidak asal melakukan transfer teknologi.
Nantinya, investasi yang dilakukan oleh Hyundai Motor Corporations diwujudkan dalam bentuk pusat studi (research center).
“Jadi pusat risetnya untuk menimbulkan animo buat anak-anak kita, orang-orang kita untuk juga cari terobosan. Jangan-jangan nanti ada made in Indonesia, who knows ya. Dan kita enggak akan cuma sama satu provider, sama yang lain pun kita terbuka. Kebetulan ada dengan Hyundai yang sudah teken,” ujar Bambang saat ditemui di sela-sela kegiatan Digital Creative Leadership Forum, Kamis (9/11/2023).
Bila nantinya tahapan riset dan pengembangan konsep telah selesai, Bambang mengatakan, tentu akan mengajukan lisensi. Hal ini sesuai dengan arahan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) yang mendorong operator dari taksi terbang di IKN untuk mengurus izin dan sertifikasi terlebih dahulu ke Kementerian Perhubungan.
Ketua INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan selama ini INACA selaku asosiasi bagi seluruh maskapai Indonesia hanya mengenal pesawat dengan sertifikat AOC 121 atau sertifikat yang diberikan kepada pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk serta AOC 135 yang merupakan sertifikat yang diberikan kepada pesawat berkapasitas di bawah 30 tempat duduk.
“Prinsipnya INACA ini asosiasi bagi seluruh maskapai, yang kita kenali di sini ada AOC 135, AOC 121 dan 91 private sector,” ujar Denon saat ditemui usai acara INACA Festival 2023, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, INACA saat ini tidak bisa memfasilitasi operator yang belum mendapatkan izin dan sertifikasi dari Kemenhub. Namun, memastikan INACA akan terbuka dan memfasilitasi bila operator taksi terbang telah mendapatkan izin dan sertifikasi.
“Kalau berkaitan dengan semua operator yang izinnya yang dikeluarkan Kemenhub, kita bisa mewadahi itu sebagai anggota kita. Namun, kalau yang belum dapet perizinan dan sebagainya, mungkin komunikasi dengan kementerian terkait untuk masalah perizinan ini. Kalau belum ada perizinan, kita belum bisa mengajak bergabung,” lanjutnya.
Sebagai tambahan informasi, Hyundai Motor Group, pabrikan mobil dengan penjualan terbesar ketiga dunia, berencana membangun pabrik di Amerika Serikat (AS) untuk Supernal atau taksi terbang otonom.
CEO Supernal Shin Jaiwon mengatakan prototipe kendaraan bertenaga listrik yang naik dan turun secara vertikal ini akan dipamerkan di Las Vegas pada Januari mendatang.
Protipe dengan nama taksi eVTOL ini bisa terbang dengan kecepatan 190 kilometer per jam dengan kapasitas satu pengemudi dan empat penumpang.
Shin mengatakan uji coba penerbangan mobil terbang ini akan dilakukan pada Desember 2024 dan layanan komersial direncanakan berjalan empat tahun kemudian.
(dov/wdh)