Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menilai rencana proses merger dua perusahaan telekomunikasi, yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) secara tidak langsung dapat mempercepat terwujudnya internet cepat di Indonesia.
“Dengan mereka konsolidasi, frekuensi [kecepatan internet] bisa semakin lebar," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Wayan Toni Supriyanto di sela Public Discussion Forum '5G Is Now' di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Selain itu, Wayan mengatakan rencana konsolidasi kedua perusahaan juga dapat membuat nilai investasi jaringan 5G, menjadi semakin murah. Investasi koneksi tercanggih itu memang tergolong minim. Sekadar catatan, berdasarkan laporan Opensignal per Juni 2023, ketersediaan jaringan 5G di Indonesia masih menjadi yang terendah di dunia. Hanya sebanyak 0,9% atau menempati posisi 98 dari 140 negara yang telah menggunakan 5G.
Sebagai gambaran, satu dekade lalu Indonesia memiliki banyak operator selular. Hal ini berimbas industri menjadi tidak efisien karena spektrum frekuensi terbagi ke banyak operator. Dorongan konsolidasi, termasuk lewat merger-akuisisi, diharapkan pemanfaatan frekuensi jadi lebih ideal.
Semakin kecil sprektrum, kualitas layanan operator selular berpeluang menurun. Maka dengan jumlah operator lebih sedikit diharapkan kualitas layanan kepada pelanggan meningkat.
Adapun perihal rencana isu merger XL-FREN saat ini, dia pun tetap menyerahkan sepenuh kepada masing-masing perusahaan. “Kalau solusi bisnis kan itu tergantung mereka. [Namun] kami belum menerima permohonan sama sekali sampai saat ini,” ucap Wayan.

Pendapat Wajan sejalan dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi. Namun dipastikan pemerintah menyerahkan seluruh keputusan konsolidasi ke kedua perusahaan. Biarkan pertimbangan bisnis menjadi dasar jadi atau tidaknya bersatunya Fren dan XL Axiata.
“Ini, kan, B2B, biar saja. Prinsipnya dukung efisiensi. Gini loh, kalo industri telekomunikasi, kan, masih sehat, ekosistem masih solid. Saya pikir merger Smartfren dan XL akan lebih positif buat industri,” ucap Budi Arie.
Berdasarkan informasi dari pelaku pasar yang mengetahui rencana tersebut, kedua perusahaan dikabarkan telah sepakat untuk melakukan aksi korporasi dengan valuasi penjualan saham FREN ditetapkan di bawah Rp50/unit.
(ibn/wep)