Abhishek Vishnoi - Bloomberg News
Bloomberg, Kenaikan harga rumah pribadi Singapura selama tujuh tahun ini, yang terpanjang sejak 1980-an, akan segera berakhir menurut Morgan Stanley.
Hal ini disebabkan ketidakseimbangan permintaan dan penawaran yang dapat berbalik tahun depan.
Analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang menulis dalam catatan tertanggal 8 November bahwa indikator utama termasuk kekosongan perumahan dan penjualan menunjukkan harga rumah kemungkinan akan turun 3% pada tahun 2024, dan penurunan tersebut dapat bertahan selama dua tahun.
"Akhir sudah dekat untuk reli tujuh tahun bersejarah dalam harga rumah hunian," kata mereka.
Mereka menurunkan peringkat dua saham emiten pengembang properti utama Singapura, yaitu City Developments dan UOL Group masing-masing menjadi underweight, dari overweight dan equal-weight.
Morgan Stanley menyatakan berhentinya boom properti yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini setelah harga rumah naik lebih dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga.
Pasar properti Singapura sejauh ini telah terhindar penurunan yang terlihat di kota-kota besar lainnya, yang mendorong adanya pembatasan untuk mendinginkan pasar yang terlalu panas.
Sebaliknya, kota pusat keuangan saingan Singapura, yaitu Hong Kong telah memangkas pajak perumahan untuk menghidupkan kembali sektor properti yang sedang lesu.
Menurut para analis, permintaan perumahan akan menurun karena bea cukai yang tinggi menghambat pembeli asing. Sementara itu, pemerintah menjual lebih banyak tanah daripada yang mereka lakukan dalam satu dekade.
Saham City Developments dan UOL masing-masing turun lebih dari 2% pada Kamis (09/11/2023), memperpanjang kinerja sektor yang kurang baik dibandingkan Indeks Straits Times tahun ini.
Indeks FTSE ST All-Share Real Estate telah turun 13% tahun ini dibandingkan dengan penurunan 3,3% dalam indeks saham Singapura.
(bbn)